Ngeri, Rusia Kini Mampu Luncurkan Rudal Hipersonik Kinzhal ke Ukraina Cuma Pakai Jet Sukhoi Su-34
TRIBUNNEWS.COM - Rusia dilaporkan berhasil meluncurkan rudal balistik Kinzhal 'hanya' dengan menggunakan pesawat jet Skuhoi Su-34.
Sebelumnya, rudal Khinzal hanya bisa ditembakkan dari pesawat khusus MiG-31K.
Penggunaan Sukhoi Su-34 dalam meluncurkan Rudal Kinzhal tersebut dilaporkan kantor berita Rusia, TASS, menyasar sebuah sasaran di Ukraina.
"Pasukan Rusia telah berhasil menembakkan rudal hipersonik Kinzhal ke sasaran di Ukraina dari pesawat serang Sukhoi Su-34," kata sebuah sumber kepada TASS.
Baca juga: Tu-95 dan Rudal Kh-101, Kembang Api Perayaan Hari Angkatan Udara dari Rusia Buat Ukraina Membara
"Militer Rusia (sebelumnya) hanya melaporkan menembakkan senjata tersebut dari platform khusus,"
"Pengerahan Su-34 terjadi dalam konteks konflik dengan Ukraina," menurut sumber tersebut, Senin (4/9/2023).
Laporan tersebut menambahkan, berkat keberhasilan tersebut, awak pesawat jet dua tempat duduk itu diusulkan untuk menerima penghargaan.
Kinzhal adalah rudal balistik kuasi yang diluncurkan dari udara.
Rudal ini diyakini para ahli berasal dari pengembangan rudal Iskander yang diluncurkan dari darat.
Amunisi ini telah dipakai sejak tahun 2017, dengan versi khusus dari pencegat supersonik MiG-31 yang berfungsi sebagai platform peluncurnya.
Kemajuan ini menjadi kabar baik bagi Kementerian Pertahanan Rusia yang dilaporkan juga memiliki rencana untuk mengadaptasi beberapa pembom jarak jauh Tu-160 dan Tu-22M3 untuk masing-masing membawa sebanyak empat Kinzhal.
MiG-31K dipersenjatai dengan persenjataan tunggal berbobot 4,3 ton.
Pakar militer berpendapat bahwa jet tempur berat lain milik Rusia juga dapat digunakan sebagai platform senjata.
Baca juga: Intelijen Ukraina Ejek Aksi Rusia: Sayap Pesawat Bomber Tu-95 Dilapis Ban Mobil Gegara Drone Nakal
Kementerian Pertahanan terakhir kali mengkonfirmasi bahwa rudal Kinzhal diluncurkan pada bulan Mei.
Saat itu, rudal tersebut digunakan untuk menghancurkan stasiun radar dan peluncur sistem anti-pesawat Patriot buatan AS di Kiev.
Pejabat Ukraina saat itu membantah laporan tersebut.
Kiev mengklaim bahwa senjata Amerika mampu mencegat rudal hipersonik Rusia dan telah melakukannya berkali-kali.
Pihak Ukraina melaporkan bahwa mereka mendeteksi Kinzhal yang masuk selama penggerebekan di Kiev pada pertengahan Agustus.
Para pejabat militer di Moskow mengatakan jumlah pencegatan yang diklaim oleh Ukraina lebih besar daripada jumlah rudal yang sebenarnya ditembakkan oleh pihak Rusia selama konflik.
Pada bulan Juni, Menteri Pertahanan Ukraina saat itu Aleksey Reznikov mengeluh dalam sebuah wawancara bahwa seorang pejabat Tiongkok yang berkunjung tidak akan menganggap serius laporan Ukraina tentang penghentian rudal hipersonik.
Profil Rudal Kinzhal: Punya 10 Kali Kecepatan Suara
Kinzhal, yang berarti 'belati' dalam bahasa Inggris, digunakan militer Rusia untuk pertama kalinya sejak dimulainya konflik Ukraina pada 24 Februari 2022.
Peluru kendali itu disebutkan mampu menembus pertahanan udara musuh dala kecepatan hipersonik, maksimal 10 Mach atau 10 kali kecepatan suara.
Rudal Kinzhal dibawa pesawat pencegat supersonik MiG-31K, yang disebut NATO sebagai 'Foxhound'. Kinzhal melengkapi kekuatan rudal hipersonik Rusia lain, yaitu Avangard dan Tshirkon.
Avangard berbentuk glider, yang dipasang pada ICBM berbasis silo. Sementara rudal Zircon (Tsirkon), dikembangkan untuk angkatan laut Rusia.
Moskow mengirim pasukannya ke Ukraina bulan lalu menyusul kebuntuan tujuh tahun atas kegagalan Kiev untuk menerapkan ketentuan perjanjian Minsk.
Rusia mengakui kehadiran negara Republik Donbass, yaitu Donetsk dan Lugansk yang memisahkan diri dari Ukraina.
Protokol yang ditengahi Jerman dan Prancis telah dirancang untuk mengatur status wilayah-wilayah tersebut di dalam negara Ukraina.
Rusia kini menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS.
Lalu apa dan siapa rudal hipersonik Kinzhal? Apa kehebatannya? Rudal Kinzhal mulai beroperasi pada Desember 2017.
Ia menjadi satu di antara enam senjata strategis Rusia baru yang diresmikan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 1 Maret 2018.
Rudal tersebut pertama kali digunakan pada 2016 selama kampanye militer Rusia di Suriah. Di palagan lain, untuk pertama kali digunakan saat operasi militer Rusia ke Ukraina.
Kh-47M2 Kinzhal merupakan rudal udara-ke-darat aero-balistik hipersonik berkemampuan nuklir.Ia memiliki jangkauan diklaim lebih dari 2.000 km (1.200 mil).
Mampu membawa hulu ledak konvensional dan nuklir, rudal ini dapat diluncurkan dari pembom Tupelov Tu-22M3, selain jet pencegat MiG-31K.
Senjata itu membuat debut publiknya selama kontes internasional Aviadarts pada Agustus 2019. Menurut kantor berita TASS, peluncuran pertama Kinzhal dilakukan di kutub utara.
Peluncuran dilakukan jet MiG-31K dari pangkalan udara Olenya. Rudal itu mengenai target darat di sasaran yang sudah ditetapkan pada kecepatan Mach 10.
Pada Juni 2021, sebuah rudal Kinzhal diluncurkan MiG-31K dari Pangkalan Udara Khmeimim, pada target darat di Suriah.
Sebuah resimen penerbangan telah dibentuk, dipersenjatai pesawat MiG-31K dilengkapi rudal hipersonik Kinzhal pada 2021.
Pada awal Februari 2022 beberapa jet pencegat MiG-31 yang menggendong rudal Kinzhal dikirim dari Pangkalan Udara Soltsy, Oblast Novgorod, ke Pangkalan Udara Angkatan Laut Chernyakhovsk di eksklave Kaliningrad, barat Rusia.
Dikutip dari https://missiledefenseadvocacy.org/, rudal Kinzhal dirancang sebagai alat penangkal gerakan kapal perang Amerika Serikat dan NATO yang mengancam sistem rudal di Rusia.
Kecepatan hipersoniknya memungkinkan mengatasi sistem pertahanan udara atau rudal Amerika Serikat, seperti MIM-104 Patriot, Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) sistem, dan Sistem Tempur Aegis.
Selain itu, sebagai ALBM, rudal dapat diluncurkan dari lokasi yang tidak terduga yang mungkin menggunakan radar sektoral (non-360 derajat), seperti yang digunakan untuk sistem rudal Patriot.
(oln/Tribunjogja/RT/Aljazeera/xna)