News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ratusan Siswi Prancis Kenakan Abaya Muslim, 67 Orang Dipulangkan Pihak Sekolah

Penulis: Muhamad Deni Setiawan
Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Para siswa Muslim berfoto di ruang kelas mereka di sekolah muslim La Reussite pada tanggal 19 September 2013 di Aubervilliers, di luar Paris. Menteri Pendidikan Prancis, Gabriel Attal, mengatakan bahwa hampir 300 siswa datang ke sekolah dengan mengenakan abaya.

Partai-partai sayap kanan mendorong pelarangan tersebut, sedangkan partai-partai sayap kiri menyuarakan keprihatinan terhadap hak-hak perempuan dan anak perempuan Muslim.

Sementara, pada 2010, Prancis melarang penggunaan cadar di depan umum.

Aturan itu sempat memicu kemarahan komunitas Muslim Prancis yang berjumlah lima juta orang.

Prancis telah memberlakukan larangan ketat terhadap tanda-tanda keagamaan di sekolah sejak abad ke-19.

Ini termasuk simbol-simbol Kristen seperti salib besar, dalam upaya untuk mencegah pengaruh Katolik terhadap pendidikan publik.

"Sekolah Republik dibangun berdasarkan nilai-nilai yang kuat, sekularisme adalah salah satunya. Saat Anda memasuki ruang kelas, Anda seharusnya tidak bisa mengidentifikasi agama muridnya," kata Gabriel Attal kepada wartawan TV Prancis, TF1, Minggu (27/8/2023).

“Saya umumkan bahwa (siswa) tidak boleh lagi memakai abaya di sekolah,” katanya.

Larangan pada abaya ini mengikuti laporan peningkatan jumlah anak perempuan yang mengenakan pakaian Islami di sekolah-sekolah Prancis.

Hal itu dianggap sebagai tren yang melanggar nilai sekuler di Prancis, menurut beberapa orang.

“Sekulerisme berarti kebebasan untuk membebaskan diri melalui sekolah,” kata Attal kepada TF1.

(Tribunnews.com/Deni, Yunita)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini