TRIBUNNEWS.COM - Hujan yang mengguyur Hong Kong dan Tiongkok selatan semalaman membanjiri jalan-jalan kota dan beberapa stasiun kereta bawah tanah, menghentikan transportasi dan memaksa sekolah-sekolah tutup pada hari Jumat (8/9/2023) waktu setempat.
Dilansir BBC, badan pengawas cuaca mengatakan hujan lebat yang dimulai pada hari Kamis (7/9/2023) adalah yang terbesar yang melanda kota itu dalam hampir 140 tahun terakhir.
Pihak berwenang harus melakukan beberapa penyelamatan, penduduk setempat harus mengarungi jalan-jalan yang banjir.
Baca juga: Populasi Hong Kong Naik Jadi 7,5 Juta Mendekati Level pada 2019
Pada hari Jumat, pihak berwenang Hong Kong mengatakan setidaknya 83 orang telah dibawa ke rumah sakit dalam 24 jam terakhir karena cuaca buruk.
Hujan juga memicu tanah longsor dan menutup beberapa jalan.
Badan pengawas cuaca mengeluarkan sinyal hujan badai "hitam" pada Kamis malam.
Peringatan yang dipicu oleh curah hujan melebihi 70 mm per jam.
Observatorium Hong Kong kemudian melaporkan curah hujan per jam sebesar 158,1 milimeter, tertinggi sejak pencatatan dimulai pada tahun 1884.
Jalanan berubah menjadi sungai yang deras dan orang-orang naik ke mobil dan tempat yang lebih tinggi untuk menghindari air.
Hujan deras juga mengguyur Tiongkok bagian selatan.
Kota Shenzhen yang berada di seberang perbatasan Hong Kong, melaporkan hujan paling deras sejak pencatatan dimulai pada 1952.
Ratusan penerbangan telah ditangguhkan di provinsi Guangdong.
Sementara pemerintah setempat memperingatkan akan adanya banjir bandang dan menyarankan penduduk di daerah dataran rendah untuk mempertimbangkan evakuasi.
Puluhan juta orang tinggal di wilayah pesisir padat penduduk di Tiongkok selatan.