TRIBUNNEWS.COM - Ukraina mengatakan pihaknya telah menghancurkan sistem pertahanan udara yang canggih milik Rusia di wilayah Krimea.
Dilansir BBC, badan keamanan Kyiv (SBU) dan angkatan laut melakukan serangan terhadap fasilitas Rusia di dekat Yevpatoriya menggunakan rudal jelajah dan drone.
Namun, Moskow belum memberikan komentar terkait kejadian tersebut.
Sebaliknya, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pihaknya telah menembak jatuh beberapa drone udara Ukraina.
Baca juga: Propagandis Rusia Dalam Bahaya, Jadi Target Utama Pembasmian Agen Rahasia Ukraina
Mereka juga menggagalkan serangan terpisah Ukraina terhadap kapal patroli angkatan laut.
Sementara itu, sejumlah ledakan dilaporkan terjadi di semenanjung Krimea, yang diduduki secara ilegal oleh Rusia pada tahun 2014, Kamis (14/9/2023).
BBC menambahkan bahwa operasi Ukraina menggunakan drone untuk menghancurkan peralatan radar.
Kemudian rudal jelajah untuk menyerang peluncur rudal pertahanan udara.
"Setelah menonaktifkan stasiun radar, unit angkatan laut menyerang sistem ‘Triumph’ S300 dan S400, senilai 1,2 miliar dolar AS, dengan dua rudal jelajah Neptunus," kata sumber intelijen BBC.
Rudal Neptunus dirancang oleh militer Ukraina untuk penggunaan angkatan laut, tetapi telah dimodifikasi untuk sasaran darat juga.
Tidak ada rincian yang diberikan mengenai jumlah peralatan yang terkena serangan.
Sebaliknya, Kementerian Pertahanan Rusia meremehkan pentingnya serangan itu dan mengatakan bahwa mereka menembak jatuh 11 drone di Krimea.
Pejabat lokal yang ditunjuk Rusia belum melaporkan adanya kerusakan pada fasilitas militer atau sistem pertahanan udara.
Sistem pertahanan udara S400 telah beroperasi sejak tahun 2007, dan merupakan versi upgrade dari S300 era Perang Dingin.