News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Libya Buka Investigasi soal Bendungan Runtuh yang Akibatkan Banjir dan Ribuan Orang Tewas

Penulis: Muhamad Deni Setiawan
Editor: Suci BangunDS
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemandangan umum kota Derna terlihat pada Selasa, 12 September 2023. Badai Mediterania Daniel menyebabkan banjir dahsyat di Libya yang merusak bendungan dan menyapu seluruh lingkungan di beberapa kota pesisir, kerusakan terbesar tampak di kota Derna. Pihak berwenang Libya telah membuka penyelidikan atas runtuhnya dua bendungan yang menyebabkan banjir di Kota Derna pada hari Sabtu (16/9/2023).

TRIBUNNEWS.COM - Pihak berwenang Libya telah membuka penyelidikan atas runtuhnya dua bendungan yang mengakibatkan banjir di Kota Derna pada hari Sabtu (16/9/2023).

Sudah sekitar seminggu sejak banjir terjadi di Libya, korban jiwa dilaporkan menyentuh 11 ribu orang.

Hujan deras yang disebabkan oleh Badai Daniel mengakibatkan banjir mematikan di Libya timur akhir pekan lalu.

Derasnya hujan kemudian membanjiri dua bendungan, menyebabkan dinding air setinggi beberapa meter runtuh melewati pusat Derna.

Baca juga: Rangkuman Peristiwa Timur Tengah: Gempa Maroko, Banjir Libya hingga Konflik Sudan

Dua bendungan yang tak mampu menahan air lalu mengakibatkan banjir yang menghancurkan seluruh lingkungan dan menghanyutkan masyarakat ke laut.

Menurut Bulan Sabit Merah Libya (Libyan Red Crescent), di tengah pencarian korban jiwa yang terus dilakukan, lebih dari 10 ribu orang masih hilang.

Enam hari berlalu, para pencari masih menggali lumpur dan bangunan berlubang, mencari mayat dan kemungkinan korban selamat.

Dilansir CBS News, Bulan Sabit Merah telah mengonfirmasi 11.300 kematian sejauh ini.

Pemandangan umum kota Derna terlihat pada Selasa, 12 September 2023. Badai Mediterania Daniel menyebabkan banjir dahsyat di Libya yang merusak bendungan dan menyapu seluruh lingkungan di beberapa kota pesisir, kerusakan terbesar tampak di kota Derna. (AP Photo/Jamal Alkomaty) (AP/Jamal Alkomaty)

Claire Nicolet, kepala departemen kelompok bantuan darurat Doctors Without Borders, mengatakan bahwa tim penyelamat menemukan banyak mayat pada Jumat (15/9/2023) dan masih melakukan pencarian.

"Jumlahnya sangat besar... sayangnya laut masih mengeluarkan banyak mayat," katanya kepada The Associated Press.

Dia mengataka,  upaya bantuan besar masih diperlukan, termasuk dukungan psikologis bagi mereka yang kehilangan keluarga.

Claire mengatakan penguburan jenazah masih menjadi tantangan besar, meski ada kemajuan dalam koordinasi upaya pencarian dan penyelamatan serta distribusi bantuan.

Investigasi

Jaksa Agung Libya, al-Sediq al-Sour, mengatakan jaksa akan menyelidiki runtuhnya dua bendungan yang dibangun pada tahun 1970-an itu, serta alokasi dana pemeliharaannya.

Dia mengatakan, jaksa akan menyelidiki otoritas lokal di kota tersebut, serta pemerintah sebelumnya.

“Saya meyakinkan warga bahwa siapa pun yang melakukan kesalahan atau kelalaian, jaksa pasti akan mengambil tindakan tegas, mengajukan kasus pidana terhadapnya dan mengirimnya ke pengadilan,” katanya pada konferensi pers di Derna dilansir CBS News, Jumat malam.

Namun masih belum jelas bagaimana penyelidikan semacam itu dapat dilakukan di Libya.

Dalam foto yang disediakan oleh pemerintah Libya ini, mobil dan puing-puing tergeletak di sebuah jalan di Derna, Libya, pada Senin, 11 September 2023, setelah dibanjiri oleh hujan lebat. Badai Mediterania Daniel menyebabkan banjir dahsyat di Libya yang merusak bendungan yang menyapu seluruh lingkungan dan menghancurkan rumah-rumah di beberapa kota pesisir di timur negara Afrika Utara tersebut. Sebanyak 2.000 orang dikhawatirkan tewas, kata salah satu pemimpin negara itu. (Libyan government via AP) (AP/)

Bagaimana Konflik di Libya Memengaruhi Bencana?

Kehancuran yang terjadi bukan mencerminkan dahsyatnya badai, tetapi juga kerentanan Libya.

Negara asal Afrika Utara itu terjerumus ke dalam kekacauan setelah pemberontakan yang didukung NATO menggulingkan diktator lama, Moammar Gadhafi, pada tahun 2011.

Salah satu dampaknya adalah terbengkalainya infrastruktur penting, bahkan ketika perubahan iklim membuat kejadian cuaca ekstrem semakin sering terjadi dan parah.

Libya yang kaya akan minyak telah terpecah di antara pemerintahan-pemerintahan yang bersaing selama sebagian besar satu dekade terakhir.

Satu di wilayah timur, yang lainnya di ibu kota, Tripoli dan salah satu dampaknya adalah meluasnya pengabaian terhadap infrastruktur.

Sebuah laporan oleh badan audit yang dikelola negara pada tahun 2021 mengatakan, bendungan-bendungan tersebut tidak dipelihara meskipun ada alokasi lebih dari 2 juta euro untuk pemeliharaan pada tahun 2012 dan 2013.

(Tribunnews.com/Deni)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini