Pada saat itu para penyelidik menyebut pembunuhan itu sebagai pembunuhan yang “ditargetkan”.
Di samping pembunuhan itu, tidak ada ancaman terhadap komunitas Sikh lainnya, yang berjumlah sekitar 2 persen populasi Kanada.
Baca juga: Kanada Usir Diplomat India Imbas Tuduhan Pembunuhan Pemimpin Sikh
Nijjar adalah anggota komunitas Sikh kedua yang terbunuh di Kanada setelah Ripudaman Singh Malik.
Ripudaman Singh Malik adalah satu dari dua pria yang dibebaskan dalam pemboman pesawat Air India tahun 1985.
Ia ditembak mati di Surrey tahun lalu.
Seluruh penumpang Air India yang berjumlah 329 orang dari Kanada ke India tewas ketika pesawat tersebut meledak di pantai Irlandia.
Insiden itu disebut sebagai salah satu serangan teror paling mematikan yang diyakini dilakukan oleh separatis Sikh.
Nijjar berimigrasi ke Kanada sebagai pengungsi hampir dua dekade lalu.
Ia dikenal berprofesi sebagai tukang ledeng dan juga pemimpin doa di Nanak Sikh Gurudwara.
Beberapa hari sebelum kematiannya, Nijjar dilaporkan mengatakan kepada rekan-rekannya bahwa dia menerima "peringatan samar" dari Badan Intelijen Keamanan Kanada tentang kemungkinan rencana pembunuhan terhadap dirinya.
Dalam pidatonya beberapa jam sebelum penembakan, Nijjar mengatakan kepada hadirin bahwa mengadvokasi hak-hak Sikh di negara bagian Punjab, India, adalah pekerjaan yang berbahaya.
“Waktu yang akan datang sangatlah berbahaya,” katanya dalam bahasa Punjabi, menurut laporan Globe and Mail.
Baca juga: Yang Perlu Anda Ketahui Tentang Wabah Virus Nipah di India
Organisasi Sikh Dunia Kanada menyebut, Nijjar sebagai pendukung Khalistan yang sering memimpin protes damai terhadap pelanggaran hak asasi manusia yang aktif terjadi di India.
“Nijjar telah secara terbuka berbicara tentang ancaman terhadap nyawanya selama berbulan-bulan dan mengatakan bahwa dia menjadi sasaran badan intelijen India,” kata pernyataan itu.