TRIBUNNEWS.COM - Pembunuhan seorang pemimpin separatis Sikh asal India di Kanada, membuat hubungan kedua negara retak, menyebabkan pemecatan diplomat dan gagalnya perundingan perdagangan, Independent melaporkan.
Hardeep Singh Nijjar (46) adalah pemimpin Guru Nanak Sikh Gurdwara yang terletak di Surrey, British Columbia, Kanada.
Ia dibunuh pada tanggal 18 Juni 2023 di tempat ibadah umat Sikh tersebut.
Di India, Nijjar terdaftar sebagai buronan teroris.
Nilai buronannya sebesar Rs 1 juta (Rp185 juta) untuk informasi yang mengarah pada penangkapannya.
Sebagai pendukung gerakan separatis Sikh, Nijjar dituduh memimpin organisasi militan terlarang di India yang disebut Pasukan Macan Khalistan.
Baca juga: Justin Trudeau Tuduh India Bunuh Tokoh Sikh, Separatis yang Kabur ke Kanada
Tiga bulan setelah kematiannya, Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, mengklaim pemerintah India mungkin berada di balik pembunuhan Nijjar.
Hal itu memicu pertikaian diplomatik yang kemungkinan akan memperburuk hubungan bilateral yang sudah goyah.
“Keterlibatan pemerintah asing dalam pembunuhan warga negara Kanada di tanah Kanada merupakan pelanggaran kedaulatan yang tidak dapat diterima,” kata Trudeau.
India menyangkal tuduhan Kanada itu, menyebutnya tidak masuk akal.
India juga menuduh pemerintah Trudeau membiarkan gerakan Khalistan berkembang.
Gerakan separatis Sikh memiliki misi pembentukan tanah air terpisah di negara bagian Punjab, India.
New Delhi memecat seorang diplomat senior Kanada pada hari Selasa (19/9/2023) sebagai tindakan balas dendam setelah Kanada mengumumkan pengusiran seorang diplomat India, yang merupakan kepala badan intelijen negara tersebut.
Nijjar, seorang ayah dua anak, ditembak mati di truknya oleh dua pria bersenjata bertopeng tak dikenal di luar Nanak Sikh Gurudwara, yang memicu protes di seluruh negeri.