TRIBUNNEWS.COM - Seorang mahasiswa asal Guinea menempuh 4.000 Km dengan bersepeda untuk belajar di Universitas Al-Azhar, Mesir.
Mahasiswa bernama Mamadou Safayou Barry ini memutuskan bersepeda melintasi Afrika Barat dengan harapan diterima di universitas impiannya tersebut.
Perjalanan Barry ini ditempuh selama empat bulan.
Barry memutuskan untuk bersepeda karena tidak mampu membiayai kursus Studi Islam di Al-Azhar atau penerbangan ke Mesir.
Reputasi universitas tersebut mendorongnya untuk mengambil risiko dalam melakukan perjalanan melalui Mali, Burkina Faso, Togo, Benin, Niger, dan Chad.
Namun Barry mengaku harus menghadapi berbagai kesulitan selama perjalanan menuju Mesir.
Terutama saat melintasi Mali, Burkina Faso dan Niger.
Serangan militan Islam terhadap warga sipil sering terjadi dan kudeta baru-baru ini menyebabkan ketidakstabilan politik.
“Melakukan perjalanan melalui negara-negara ini sangat sulit karena mereka tidak mempunyai keamanan saat ini,” katanya, dikutip dari BBC.
Ketika melintasi Mali, ia merasa dianggap seperti orang jahat.
"Mereka mempunyai begitu banyak masalah dan orang-orang di sana sangat ketakutan - di Mali dan Burkina Faso orang-orang memandang saya seolah-olah saya orang jahat," jelasnya.
Di kota tersebut, Barry mengaku melihat banyak orang yang membawa senjata besar.
"Di mana-mana saya melihat militer dengan senjata besar dan mobil mereka," terangnya.
Selain Mali, di Burkina Faso dan di Togo, ia mengaku ditangkap sebanyak 3 kali.