Jika AS tidak mengalokasikan kendaraan tambahan untuk tugas ini, rudal tersebut tampaknya akan ditembakkan oleh beberapa peluncur roket HIMARS dan sistem sejenisnya, yang sebelumnya dipasok ke Kiev oleh Washington dan sejumlah sekutu Ukraina yang terhimpun dalam NATO.
Rudal-rudal tersebut diperkirakan akan menggunakan hulu ledak bom cluster (klaster) yang kontroversial.
"Hulu ledak klaster ini berisi lusinan bom yang lebih kecil," kata beberapa sumber mengatakan kepada Washington Post.
Para pejabat yang tidak mau disebutkan namanya tidak memberikan penjelasan mengapa versi kluster dari hulu ledak rudal tersebut menjadi yang dipilih.
Pun, AS diyakini punya persediaan rudal ATACMS dengan hulu ledak kluster lebih banyak dibandingkan rudal berhulu ledak yang dilengkapi muatan kesatuan yang besar.
Awal tahun ini, AS setuju untuk memasok Kiev dengan peluru artileri kluster kaliber 155 mm standar NATO.
AS mengakui bahwa hal tersebut merupakan “tindakan sementara” untuk mengkompensasi kekurangan amunisi konvensional.
Pengiriman tersebut mendapat kritik keras, bahkan oleh sekutu terdekat AS, mengingat sifat kontroversial dari amunisi tersebut.
Cluster shell telah dilarang oleh banyak negara di seluruh dunia karena tingkat kerusakannya yang tinggi dan kemampuannya untuk mencemari medan perang dengan bom-bom yang tidak meledak, yang masih aktif dan menimbulkan ancaman bagi warga sipil selama bertahun-tahun.
(oln/RT/NBC/NYP/*)