Rusia kemudian mengirim sekitar 2.000 pasukan penjaga perdamaian ke wilayah yang bergejolak itu.
Di satu sisi, Armenia menuduh pasukan tersebut gagal mencegah permusuhan baru-baru ini yang dilakukan oleh Azerbaijan.
Dalam pertikaian yang terjadi belum lama ini, Baku berhasil mengambil kendali penuh atas wilayah Nagorno-Karabakh.
Saat pasukan Azerbaijan mengepung Nagrono-Karabkah, Pashinyan mengkritik Moskow.
Pashinyan juga mempertanyakan efektivitas 2.000 tentara Rusia yang dikerahkan sejak tahun 2020 untuk menjaga perdamaian di wilayah tersebut.
Baca juga: Vladimir Putin Disebut-sebut akan Calonkan Diri jadi Presiden Rusia di Pemilu 2024
Ketidakmampuan Putin untuk melakukan perjalanan ke Armenia, negara yang terakhir ia kunjungi pada tahun 2022, adalah simbol memudarnya pengaruhnya di Kaukasus Selatan.
"Peran Rusia sebagai penyedia keamanan di luar negeri telah sangat berkurang akibat perang yang menghancurkan melawan Ukraina," terang Direktur Carnegie Russia Eurasia Centre, Alexander Gabuev kepada Financial Times baru-baru ini di Berlin.
"Dampak destabilisasi akan terus dirasakan di seluruh daratan Eurasia yang luas," imbuhnya.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)