TRIBUNNEWS.COM - Negara-negara Barat kehabisan amunisi dan senjata untuk membantu Ukraina dalam perang melawan Rusia.
Ketua Komite NATO, Laksamana Rob Bauer, mengatakan NATO harus meningkatkan produksi senjata dan amunisi dalam jumlah yang lebih tinggi.
"Kami membutuhkan volume (produksi senjata) yang besar. Perekonomian liberal yang tepat waktu dan kita bangun dalam 30 tahun ini baik-baik saja, namun tidak bagi angkatan bersenjata ketika perang sedang berlangsung," katanya di Forum Keamanan Warsawa di Polandia, Selasa (3/10/2023).
"Ukraina menembakkan ribuan peluru setiap hari dan sebagian besar berasal dari NATO," lanjutnya.
Ia mencatat, persediaan senjata dan amunisi NATO yang dikirim ke Ukraina telah terlihat dasarnya.
"Kami memberikan sistem senjata dan amunisi kepada Ukraina dan itu bagus, tapi kami tidak mengirimnya dari gudang yang penuh. Kami mengirimnya dari gudang yang setengah penuh atau kurang. Sekarang stok itu sudah habis," lanjutnya, dikutip dari BBC Internasional.
Baca juga: Takut Diabaikan NATO, Ukraina Ingin Kepastian Sampai Kapan akan Dibantu
Inggris Mengeluh Persediaan Militernya Menipis
Dalam forum itu, anggota NATO lain, Inggris juga mengeluhkan hal yang sama.
"Meski ada masalah dengan persediaan, bantuan kepada Ukraina harus terus berlanjut hari ini, besok, lusa dan seterusnya hari demi hari, dan untuk ini negara-negara Barat harus meningkatkan produksi amunisi," kata James Hippie, Menteri Angkatan Bersenjata Inggris.
Ia mendesak anggota NATO lainnya untuk menghabiskan 2 persen dari kekayaan nasional mereka untuk pertahanan.
"Jika sekarang kita tidak membelanjakan 2 persen untuk pertahanan, lalu kapan lagi?” tanyanya.
Baca juga: Sekjen NATO Temui Zelensky, Ukraina Minta Bantuan Hadapi Serangan Musim Dingin Rusia
Ia juga mengatakan model “dadakan” pasti tidak akan berhasil ketika Eropa harus siap untuk pertarungan besok.
"Kami tidak bisa berhenti hanya karena persediaan kami terlihat sedikit," kata Jammie Heappey.
“Kita harus menjaga Ukraina tetap berjuang malam ini dan besok, lusa, dan lusa. Jika kita berhenti, Putin tidak akan itu berhenti,” lanjutnya, dikutip dari Ukrainska Pravda.
Baca juga: Terseret di Perang Ukraina, Pasokan Amunisi Negara-negara Barat Berada di Titik Terendah