News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Stok Amunisi Barat Habis, Dukungan NATO ke Ukraina Terancam Goyah

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nuryanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tank Ukraina berlatih di wilayah Chernigiv pada 8 September 2023, di tengah invasi Rusia ke Ukraina. -- Stok amunisi dan senjata Barat habis. NATO menyerukan produksi senjata besar-besaran untuk tetap membantu Ukraina.

TRIBUNNEWS.COM - Negara-negara Barat kehabisan amunisi dan senjata untuk membantu Ukraina dalam perang melawan Rusia.

Ketua Komite NATO, Laksamana Rob Bauer, mengatakan NATO harus meningkatkan produksi senjata dan amunisi dalam jumlah yang lebih tinggi.

"Kami membutuhkan volume (produksi senjata) yang besar. Perekonomian liberal yang tepat waktu dan kita bangun dalam 30 tahun ini baik-baik saja, namun tidak bagi angkatan bersenjata ketika perang sedang berlangsung," katanya di Forum Keamanan Warsawa di Polandia, Selasa (3/10/2023).

"Ukraina menembakkan ribuan peluru setiap hari dan sebagian besar berasal dari NATO," lanjutnya.

Ia mencatat, persediaan senjata dan amunisi NATO yang dikirim ke Ukraina telah terlihat dasarnya.

"Kami memberikan sistem senjata dan amunisi kepada Ukraina dan itu bagus, tapi kami tidak mengirimnya dari gudang yang penuh. Kami mengirimnya dari gudang yang setengah penuh atau kurang. Sekarang stok itu sudah habis," lanjutnya, dikutip dari BBC Internasional.

Baca juga: Takut Diabaikan NATO, Ukraina Ingin Kepastian Sampai Kapan akan Dibantu

Inggris Mengeluh Persediaan Militernya Menipis

Dalam forum itu, anggota NATO lain, Inggris juga mengeluhkan hal yang sama.

"Meski ada masalah dengan persediaan, bantuan kepada Ukraina harus terus berlanjut hari ini, besok, lusa dan seterusnya hari demi hari, dan untuk ini negara-negara Barat harus meningkatkan produksi amunisi," kata James Hippie, Menteri Angkatan Bersenjata Inggris.

Ia mendesak anggota NATO lainnya untuk menghabiskan 2 persen dari kekayaan nasional mereka untuk pertahanan.

"Jika sekarang kita tidak membelanjakan 2 persen untuk pertahanan, lalu kapan lagi?” tanyanya.

Sebuah tank Ukraina bergerak menuju garis depan dekat kota Bakhmut, pada 8 Maret 2023, di tengah invasi Rusia ke Ukraina. (Photo by Aris Messinis / AFP) (AFP/ARIS MESSINIS)

Baca juga: Sekjen NATO Temui Zelensky, Ukraina Minta Bantuan Hadapi Serangan Musim Dingin Rusia

Ia juga mengatakan model “dadakan” pasti tidak akan berhasil ketika Eropa harus siap untuk pertarungan besok.

"Kami tidak bisa berhenti hanya karena persediaan kami terlihat sedikit," kata Jammie Heappey.

“Kita harus menjaga Ukraina tetap berjuang malam ini dan besok, lusa, dan lusa. Jika kita berhenti, Putin tidak akan itu berhenti,” lanjutnya, dikutip dari Ukrainska Pravda.

Tank Tempur Utama (MBT) Leopard milik militer Jerman yang dimodernisasi guna menghadapi kemajuan teknologi tank Rusia seperti tank T-14 Armata. (Southfront.org)

Baca juga: Terseret di Perang Ukraina, Pasokan Amunisi Negara-negara Barat Berada di Titik Terendah

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini