TRIBUNNEWS.COM - Putra mahkota negara bagian Johor Malaysia terpaksa berlindung di kedutaan Singapura di Thailand saat terjadi penembakan massal di sebuah mal di pusat kota Bangkok.
Pada Selasa (3/10/2023) malam, seorang anak laki-laki berusia 14 tahun melepaskan tembakan ke arah pengunjung mal Siam Paragon, menewaskan dua orang.
Ia kemudian didakwa melakukan pembunuhan berencana, percobaan pembunuhan, kepemilikan senjata api ilegal, dan pelanggaran lainnya, kata polisi pada hari Rabu.
Dilansir Independent, Tunku Ismail Sultan Ibrahim mengatakan dia dan keluarganya sedang duduk di lobi hotel dekat mal ketika penembakan terjadi.
Melihat orang-orang berlarian, keluarganya beserta tim keamanan segera berlari ke basement hotel untuk menyelamatkan diri.
“Orang-orang berteriak dan berlarian ke hotel dari mal ketika penembak mulai melakukan aksinya,” tulis sang pangeran di Facebook.
Baca juga: Penembakan di Mall Siam Paragon Thailand, Senjata Tersangka telah Dimodifikasi
Sang pangeran memberi tahu keempat anaknya bahwa semuanya akan baik-baik saja, saat mereka menunggu mobil.
“Saya dan tim keamanan berdiri di depan keluarga saya, membuat tameng manusia untuk melindungi mereka dengan segala cara,” katanya.
Setelah transportasi mereka tiba, Pangeran Ismail menginstruksikan sopir untuk membawa mereka ke kedutaan Malaysia namun ia diberitahu bahwa kedutaan Singapura lebih dekat.
Ia menambahkan bahwa ia juga menelepon Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim dan Menteri Pertahanan Mohamad Hasan untuk memberi tahu mereka tentang situasi tersebut.
Pangeran Ismail menyebut kejadian itu sebagai pengalaman terburuk yang pernah ia alami.
"Melindungi nyawa anak-anak saya dari seorang pembunuh."
"Dua orang meninggal. Semoga Tuhan memberkati jiwa mereka yang tidak berdosa," imbuhnya.
"Terima kasih kepada tim keamanan saya dan teman-teman kami dari Singapura dan Malaysia."
"Saya selamanya akan berterima kasih kepada Anda semua."
Sementara itu, para korban penembakan diidentifikasi sebagai turis, satu dari China dan satu lagi dari Myanmar, kata polisi.
Baca juga: Pelaku Penembakan di Mal Thailand Derita Gangguan Mental dan Hadapi 5 Dakwaan Serius
Sementara lima orang lainnya terluka dalam penembakan tersebut.
Tersangka penembak menggunakan pistol tiruan yang telah dimodifikasi untuk menembakkan peluru sungguhan, menurut para pejabat.
Video yang diunggah ke media sosial memperlihatkan seorang remaja laki-laki berambut panjang diamankan polisi.
Kepala polisi Torsak Sukvimol membenarkan, tersangka merupakan anak di bawah umur dengan catatan pernah dirawat karena penyakit jiwa.
Asisten kepala polisi Samran Nualma mengatakan senjata yang digunakan adalah “pistol plastik dan disesuaikan untuk digunakan dengan peluru asli”.
Samran mengatakan pihak berwenang sedang mempertimbangkan peraturan senjata tiruan tersebut.
Senjata semacam itu dikenal populer di kalangan penggemar militer di Thailand dan dapat dibeli secara bebas.
Sudawan Wangsuppakitkosol, Menteri Pariwisata dan Olahraga, membenarkan bahwa lima orang dirawat di rumah sakit.
Satu orang berasal dari China, satu dari Laos, tiga warga Thailand, dan beberapa di antaranya berada dalam kondisi kritis.
“Kami perlu membangun kembali kepercayaan diri. Kami akan berdiskusi dengan Polri untuk menerapkan langkah-langkah keamanan di mal dan komunitas untuk mencegah insiden seperti itu,” katanya.
Baca juga: Penembakan di Mall Siam Paragon Thailand, Pelaku Sempat Chat Teman, Kirim Foto Peluru
Insiden ini terjadi beberapa hari sebelum warga Thailand berencana memperingati satu tahun serangan senjata dan pisau di tempat penitipan anak.
Tanggal 6 Oktober tahun lalu, 36 orang dibantai oleh seorang mantan polisi.
Sebagian besar dari korban adalah anak-anak TK.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)