TRIBUNNEWS.COM, GAZA - Perang terbuka antara militer Israel dan pejuang Palestina di Jalur Gaza, makin memanas memasuki hari kedua hari ini, Minggu 8 Oktober 2023.
Pertempuran antara pasukan Israel dan Hamas menyebabkan ratusan korban tewas di kedua belah pihak setelah serangan mendadak dilakukan pasukan Hamas terhadap Israel Sabtu kemarin.
Serangan balik Irael melalui udara menggunakan jet-jet tempurnya menyebabkan 2,3 juta warga Palestina yang tinggal di Jalur Gaza yang terkepung menghabiskan malam itu dalam teror dan kegelapan.
Israel juga telah memutus aliran listrik ke wilayah pesisir tersebut.
Serangan Israel kali ini juga meratakan bangunan tempat tinggal warga Palestina setelah dihantam rudal Israel yang menyebabkan ledakan besar, termasuk menara 14 lantai, yang menampung puluhan apartemen serta kantor Hamas di pusat Kota Gaza.
Tentara Israel mengatakan pasukannya menyerang rumah kepala intelijen Hamas di Jalur Gaza.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah akan melakukan serangan “balas dendam yang besar” terhadap Hamas.
Israel menembakkan rentetan artileri ke Lebanon selatan setelah Hizbullah menargetkan tiga posisi militer Israel di Peternakan Shebaa yang disengketakan.
Pasukan Israel telah menguasai sebuah kantor polisi di kota Sderot di selatan, menewaskan sedikitnya 10 pejuang Palestina setelah kebuntuan selama berjam-jam, menurut media lokal.
Brigade Qassam Hamas mengatakan para pejuangnya masih terlibat dalam “bentrokan sengit” di beberapa kota di Israel.
Baca juga: Serangan Balasan Israel Sarat Aroma Dendam, Netanyahu Sesumbar Hancurkan Hamas Tanpa Ampun
Jumlah Korban
Jumlah warga Palestina yang tewas di Jalur Gaza yang terkepung telah meningkat menjadi 256 orang, menurut informasi para pejabat kesehatan Palestina di Gaza. Sekitar 1.800 warga Palestina lainnya terluka.
Korban tewas di Jalur Gaza termasuk 20 anak-anak, menurut Kementerian Kesehatan Palestina dan sedikitnya 120 anak di bawah umur terluka.
Militer Israel mengatakan sedikitnya 26 tentara tewas dalam serangan Hamas yang belum pernah terjadi sebelumnya di wilayah selatan negara itu. Secara keseluruhan, setidaknya 300 warga Israel telah terbunuh, menurut laporan media lokal.
Baca juga: Polisi Mesir Bunuh 2 Wisatawan Israel di Alexandria
Upaya Diplomasi
Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) akan mengadakan konsultasi tertutup darurat pada hari Minggu membahas meningkatnya kekerasan di Gaza.
Pertemuan tersebut pertama kali diprakarsai oleh Malta, yang saat ini menjadi anggota DK PBB, dan kemudian didukung oleh Uni Emirat Arab (UEA) dan Brasil.
Pemerintah China menyatakan “sangat prihatin” atas meningkatnya kekerasan antara Israel dan Palestina pada akhir pekan lalu, dan mendesak semua pihak untuk bersikap “tenang”.
Sementara Pemerintah Mesir sedang melakukan pembicaraan dengan Arab Saudi dan Yordania untuk meredakan ketegangan Palestina-Israel, kata Kementerian Luar Negeri Mesir.
Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi memperingatkan terjadinya “volatilitas” situasi ini, “terutama mengingat kota-kota dan wilayah Tepi Barat menyaksikan serangan dan pelanggaran Israel terhadap rakyat Palestina”.
Pemerintah Arab Saudi sudah menyerukan “penghentian segera kekerasan”.
Di sisi lain, Presiden AS Joe Biden menggambarkan serangan Hamas di Israel Sabtu sebagai tindakan yang “tidak masuk akal” dan pemerintahannya berjanji memastikan Israel memiliki “apa yang dibutuhkan untuk mempertahankan diri”.