Bulan lalu, ia mengumumkan bahwa operasi tersebut melambat karena superioritas udara Rusia dan menyalahkan pendukung Barat di Kiev karena gagal memasok senjata yang diperlukan bagi pasukan Ukraina.
Pejabat militer Barat juga menyatakan bahwa pertahanan Rusia terbukti lebih tangguh dari yang diharapkan.
Kepala Staf Pertahanan Inggris, Tony Radakin, bulan lalu mengakui bahwa konflik Rusia-Ukraina dapat berlangsung “beberapa waktu” dan bahwa ekspektasi Barat mengenai apa yang dapat dicapai oleh pasukan Kiev dalam waktu dekat harus “disesuaikan.”
Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin pekan lalu mengumumkan bahwa militer Ukraina telah kehilangan sebanyak 90.000 tentara sejak melancarkan serangan balasan pada bulan Juni.
Meskipun gagal mencapai kemajuan signifikan, Kiev dilaporkan juga kehilangan hampir 1.900 kendaraan lapis baja dan sekitar 557 tank, menurut presiden.
(oln/RT/UP/*)