Lonjakan jumlah korban tewas terjadi ketika warga Palestina melaporkan serangan udara besar-besaran Israel di Jalur Gaza.
Israel melakukan serangan dengan pemboman terhadap bangunan tempat tinggal di distrik kota padat penduduk dan kamp pengungsi yang menewaskan banyak anggota keluarga sekaligus di rumah mereka.
Atas serangan yang bertubi-tubi ini, Hamas menuduh Israel telah melakukan genosida di Gaza.
Kelompok tersebut mengatakan bahwa negara-negara Barat yang menawarkan bantuan militer kepada Israel ikut serta dalam pembunuhan warga Palestina.
"Tidak ada wilayah yang aman bagi masyarakat di Gaza untuk mencari perlindungan," kata pejabat senior Hamas, Ghazi Hamad, dikutip dari Al Jazeera.
"Setiap area dan setiap bangunan kemungkinan diserang. Setiap orang menjadi sasaran dan rentan terhadap pembunuhan Israel, termasuk perempuan, anak-anak, orang lanjut usia, dan bahkan orang cacat," lanjutnya.
Hamas juga mengecam pengepungan "ilegal" yang dilakukan Israel di Gaza.
Baca juga: Meski Terdampak Serangan Israel, Tim Dokter Pastikan Rumah Sakit RI di Palestina Masih Beroperasi
Pasukan Israel telah menghalangi pasokan bahan bakar dan kemanusiaan yang akan memasuki Gaza.
"Para pemimpin Israel memberikan instruksi yang jelas kepada tentara mereka untuk melakukan genosida (terhadap) lebih dari dua juta warga di Jalur Gaza."
"Kita menghadapi kejahatan yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah modern," ujar Hamad.
Kembali Alami Ketakutan
Penduduk Gaza kembali mengalami ketakutan pada malam hari, ketika frekuensi serangan udara Israel meningkat di utara Jalur Gaza, di mana 30 serangan udara dilakukan dalam satu jam.
Sebelumnya, Israel memusatkan pemboman di bagian selatan jalur di mana Rafah menjadi sasaran utama angkatan udara Israel.
Baca juga: Palang Merah: Obat Habis-Tanpa Listrik, Rumah Sakit Gaza Bisa Jadi Kamar Mayat Sepenuhnya
Tim pertahanan sipil beroperasi di setiap sudut Gaza untuk mencari korban dan bekerja tanpa henti untuk menyelamatkan mereka yang terjebak dan membawa mereka ke rumah sakit.
Masih dikutip dari Al Jazeera, petuga penyelamat telah meminta komunitas internasional untuk menyediakan peralatan yang dibutuhkan untuk mengeluarkan korban dari reruntuhan.
Sebagian besar pemboman ditargetkan dan dilakukan ke daerah pemukiman yang dipenuhi warga sipil dan rumah sakit di Gaza.
Blokade total Israel terhadap Gaza juga berarti bahwa pasokan medis penting tidak mencapai rumah sakit dan korban luka.
(Tribunnews.com/Whiesa)