TRIBUNNEWS.COM - Menteri Keuangan Ukraina, Serhiy Marchenko mengatakan NATO terlihat mulai kelelahan untuk membantu negara tersebut dalam perang melawan Rusia.
“Saya melihat banyak kelelahan, saya melihat banyak kelemahan di antara mitra kami," kata Marchenko di sela-sela Dana Moneter Internasional (IMF) dan pertemuan Bank Dunia di Marrakesh, dikutip dari Reuters, Minggu (15/10/2023).
Selain itu, ia juga melihat para pejabat dunia mulai teralihkan fokusnya dari perang Ukraina melawan Rusia.
Pasalnya, akan ada pemilu yang dijadwalkan di AS dan Uni Eropa tahun depan dan ketegangan geopolitik meningkat.
"Mereka ingin melupakan perang namun perang masih berlangsung, dalam skala penuh,” terangnya.
Ia mengaku, Ukraina saat ini sedang melakukan upaya penuh untuk meyakinkan NATO dan mendapatkan bantuan dana.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari ke-599: Pertempuran Sengit Terus Berlanjut di Timur Ukraina
Marchenko mengatakan Ukraina ingin mendapatkan bantuan yang lebih besar dibandingkan dengan pertemuan tahunan terakhir pada bulan April.
Sementara itu, NATO menjanjikan bantuan finansial untuk menutup kesenjangan anggaran Ukraina sebesar Rp 675 miliar dolar atau sekitar Rp 675 M.
Namun sayangnya, pembicaraan minggu ini dibayangi oleh konflik antara Israel dan Hamas.
Sehingga ini mengurangi keinginan pemerintah untuk mendukung Ukraina.
"Pergeseran geopolitik dan konteks politik internal di berbagai negara mengurangi keinginan NATO membantu Ukraina," jelasnya.
Tahun ini, Ukraina telah mengalokasikan penerimaan pajak tambahan dan dana yang akan diperoleh dari utang dalam negeri.
Baca juga: Relawan Rusia Teriak di Medsos: Tentara Moskow di Avdiivka Donetsk Kehabisan Kantong Jenazah
“Kami sudah mempunyai beberapa komitmen, seperti 5,4 miliar dolar atau sekitar Rp 84,7 M dari program IMF, dan kami mengharapkan komitmen dari Jepang dan Inggris, dan tentu saja," terangnya.
Akan tetapi, untuk anggaran tahun depan, Ukraina masih bergantung dengan bantuan dari NATO.
"Kami bergantung pada mitra dan sekutu utama kami, Amerika Serikat dan Uni Eropa,” kata Marchenko.
Untuk tahun 2024-2027, Uni Eropa sedang mengerjakan paket Ukraina sebesar 50 miliar euro atau sekitar Rp 825 M.
Marchenko mengatakan Ukraina sedang mencari 18 miliar euro dari jumlah tersebut pada tahun 2024.
Sebelumnya, ada upaya untuk memanfaatkan aset-aset negara Rusia yang dibekukan oleh NATO.
Hal tersebut disambut baik oleh Marchenko.
Namun saat ini, hal tersebut terhambat karena adanya permasalahan hukum.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkait Konflik Rusia vs Ukraina