News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

RS Dibom, Israel Minta Warganya Tinggalkan Turki Segera, Wanti-wanti Jangan Pergi ke Negara Arab

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Asap mengepul saat Israel melakukan pemboman terhadap Khan Yunis di Jalur Gaza selatan, pada 18 Oktober 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas. Presiden AS Joe Bidden mendarat di Tel Aviv pada 18 Oktober ketika kemarahan Timur Tengah berkobar setelah ratusan orang tewas dalam serangan rumah sakit di Gaza yang dilanda perang, yang mana Israel dan Palestina langsung saling menyalahkan. (SAID KHATIB/AFP)

Israel Minta Warganya Tinggalkan Turki Segera, Wanti-wanti Jangan ke Negara Arab

TRIBUNNEWS.COM - Israel meminta warganya untuk segera meninggalkan Türki pada Selasa (17/10/2023).

Peringatan dari pemerintah Israel itu dikeluarkan setelah meningkatnya ancaman serangan di tengah kemarahan yang meluas gegara serangan rudal mematikan terhadap sebuah rumah sakit di Gaza.

Dewan Keamanan Nasional (NSC) Israel mengeluarkan peringatan itu dengan menaikkan level kewaspadaan terhadap perjalanan bagi warganya ke Türki ke tingkat tertinggi dalam sistem peringatan empat tingkatnya.

Baca juga: Jubir Brigade Al-Qassam: Hamas Janji Bebaskan Semua Tahanan Asing Jika Israel Setop Bombardir Gaza

“Mengingat kejadian baru-baru ini, ada kekhawatiran atas meningkatnya motivasi para pelaku teroris dan penyerang tunggal untuk menargetkan warga Israel di berbagai negara di seluruh dunia,” kata NSC dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh media Israel.

NSC juga menaikkan tingkat risiko bagi Maroko ke Tingkat 2, mengingat lanskap ancaman yang terus berkembang.

Israel juga menegaskan kembali seruan untuk menghindari perjalanan tidak penting ke negara-negara Arab dan negara-negara yang berbatasan dengan Iran.

Peringatan itu secara khusus menyoroti Yordania, Mesir, Uni Emirat Arab dan Azerbaijan.

Pemberitahuan tersebut dikeluarkan ketika ribuan orang berkumpul untuk melakukan protes di luar konsulat Israel di Istanbul, menyusul berita bahwa serangan rudal terhadap Rumah Sakit Ahli di Gaza telah menewaskan sekitar 800 warga Palestina.

Baca juga: Bak Kesetanan Gempur Gaza, Israel Kembali Kecolongan: Pesan Hamas Menggema di Billboards Tel Aviv

Asap mengepul setelah ledakan selama pemboman Israel di Rafah di Jalur Gaza selatan pada 18 Oktober 2023. Sebuah ledakan mengoyak rumah sakit Baptist Hospital di Gaza yang dilanda perang dan menewaskan ratusan orang pada akhir 17 Oktober. (SAID KHATIB/AFP) (AFP/SAID KHATIB)

Video yang diunggah ke media sosial menunjukkan bahwa beberapa pengunjuk rasa meluncurkan kembang api ke gedung konsulat, memanjat pagar, dan berusaha membakar gedung tersebut.

Para pejabat Palestina secara cepat menyalahkan Israel atas serangan ke rumah sakit tersebut.

Namun, militer Israel, IDF, dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu justru mengklaim kalau rumah sakit tersebut dihancurkan oleh roket yang ditembakkan oleh salah satu kelompok militan Palestina, PJI.

Terlepas dari saling tuding tersebut, serangan terhadap rumah sakit tersebut memicu kecaman luas di seluruh dunia Arab dan sekitarnya.

Amman menanggapi tragedi tersebut dengan tiba-tiba membatalkan pertemuan puncak yang melibatkan para pemimpin AS, Yordania, Mesir, dan Otoritas Palestina, yang direncanakan pada Rabu (18/10/2023).

Pemerintahan Zionis di Yerusalem Barat diketahui melancarkan serangan balasan terhadap Gaza sejak Hamas dan kelompok militan sekutunya melancarkan serangan mendadak terhadap Israel pada 7 Oktober yang menewaskan lebih dari 1.000 orang.

(oln/RT/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini