News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Mengejutkan, Ankara Secara Halus Usir Petinggi Hamas Pergi dari Turki

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bertemu dengan pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh di Ankara pada 26 Juli.

Pasukan Israel kemudian menembak sembilan aktivis Turki ketika mereka menggerebek kapal tak bersenjata saat mendekati Gaza. Kesembilan aktivis Turki itu tewas.

Meski diwarnai insiden berdarah, Israel dan Turkiye tetap bekerja sama secara erat untuk memfasilitasi ekspor minyak Kurdi Irak ke Israel mulai tahun 2014.

Pasukan Kurdi memanfaatkan kekacauan yang terjadi saat ISIS merebut Mosul di Irak utara untuk merebut Kirkuk yang kaya minyak pada bulan Juni tahun itu.

Para pemimpin Kurdi kemudian bermitra dengan Ankara untuk mengekspor minyak melalui pipa dari Kirkuk ke pelabuhan Ceyhan di Turki di Mediterania.

Dari sana, minyak Kurdi dimuat ke kapal tanker dan dikirim ke Israel.

Turki kembali berupaya bermitra dengan Israel, kali ini untuk membangun jaringan pipa bawah air untuk mengekspor gas alam dari ladang Leviathan yang baru ditemukan Israel di Mediterania timur ke Eropa.

Turki berupaya memanfaatkan posisi geografis strategisnya di perhubungan Eropa, Rusia, Asia Barat, dan Asia Tengah, untuk menjadi pusat energi.

Hamas Minta Turki Serukan Israel untuk Berhenti Membom

Dalam sebuah wawancara dengan Haberturk TV Turki pekan lalu, mantan pemimpin Hamas yang berbasis di Qatar Khaled Meshaal mengatakan dia sangat menghormati Turki.

"Dia menambahkan kalau Turki harus mengatakan, ‘berhenti’” kepada Israel untuk membom Gaza," tulis laporan Al-Monitor.

Meshaal telah bertemu dengan Erdogan beberapa kali selama bertahun-tahun, dan dalam pidatonya di depan anggota partai AKP pada tahun 2014, Erdogan mengatakan dia berharap untuk “membebaskan Palestina dan Yerusalem” bersama mereka.

Namun, meski saingan Turki, Iran, saat ini memberikan dukungan militer dan diplomatik yang kuat kepada Hamas dan kelompok perlawanan Palestina lainnya, Erodogan hanya memberikan dukungan moral, menuduh Israel melakukan operasi melawan Hamas di Gaza yang “sama dengan genosida.”

(oln/almntr/TC/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini