"Penyeberangan 62 truk dari Mesir yang membawa makanan, air dan pasokan medis sejak Sabtu (21/10/2023) merupakan 'setetes bantuan di lautan kebutuhan'," katanya.
Ia menjelaskan, rumah sakit akan kehilangan aliran listrik dan air minum tidak akan dimurnikan atau dipompa karena kurangnya bahan bakar di Gaza.
Untuk dapat mengirimkan lebih banyak bantuan, Sekjen PBB itu menyerukan gencatan senjata segera di Gaza.
Sebagai pemimpin PBB, Antonio Guterres berupaya realistis dengan mendesak terwujudnya perdamaian dengan solusi dua negara.
20 Truk per Hari Tidak Cukup untuk Semua Korban
Selain Antonio Guterres, seorang pekerja bantuan di Gaza juga mengatakan jumlah bantuan sangat sedikit dibandingkan kebutuhan di Gaza.
“Menurut saya, 20 truk dalam sehari adalah setetes air di lautan, dibandingkan dengan kebutuhan dasar dan kebutuhan medis yang mendesak di lapangan," kata seorang pekerja bantuan di Gaza kepada The New Arab.
"Jika dibandingkan dengan hari biasa (tanpa perang), jumlah ini hanya mewakili 4 persen dari kebutuhan sehari-hari. masukan ke Gaza,” lanjutnya.
“Saya menulis e-mail ini ketika truk bantuan sedang menuju Gaza dan saya dapat melihatnya, dan keponakan saya yang berusia 12 tahun mengatakan 'kami tidak menginginkan bantuan tetapi gencatan senjata',” tambahnya.
Konflik terbaru ini terjadi setelah Hamas menyerang wilayah Israel dengan menerobos perbatasan di Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.
Hamas menculik kurang lebih 200 warga Israel dan meluncurkan roket yang menewaskan lebih dari 1.400 orang.
Israel segera membalas serangan itu dengan membombardir Gaza, yang merupakan basis Hamas.
Hingga Rabu (25/10/2023), lebih dari 6.546 orang terbunuh di Palestina, termasuk 2.704 anak-anak, 1.584 perempuan, dan 364 orang lanjut usia.
Selain itu, lebih dari 17.439 orang terluka di Palestina.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel