Namun menurut laporan Animal Equality, diperkirakan empat juta kucing dibunuh untuk dikonsumsi manusia setiap tahunnya.
Seorang warga bernama Han Jiali, melacak mobil kucing setelah hewan peliharaannya diduga diculik.
Baca juga: Selain Kos, Tya Ariestya Ungkap Memiliki Hotel untuk Kucing yang Tersebar di 4 Cabang
Ia mengklaim bahwa pihak berwenang setempat memberitahunya bahwa kucing tidak berada di bawah perlindungan hukum.
Sehingga, sumber daya publik tidak dapat dialokasikan untuk perawatan mereka pasca penyelamatan.
Pada Agustus 2022, anggota komplotan pencuri kucing ditangkap karena menculik 150 ekor kucing untuk dijual dagingnya.
Mereka menggunakan burung pipit sebagai umpan.
Seruan untuk perlindungan yang lebih kuat
Mengutip CNN.com, laporan penjagalan kucing ini memicu gelombang kekhawatiran baru mengenai hak-hak hewan dan keamanan pangan di China.
Banyak orang di media sosial menyerukan pengawasan yang lebih ketat oleh pihak berwenang.
China telah berjuang dengan sejarah panjang skandal pangan dan keamanan di masa lalu.
Salah satu skandal makanan yang menjadi viral baru-baru ini adalah tentang kepala tikus yang ditemukan dalam makanan sekolah di perguruan tinggi.
Para pejabat lokal pada awalnya bersikeras bahwa kasus tersebut hanyalah berita palsu.
Baca juga: Mbok Yem Bertahan meski Gunung Lawu Kebakaran, Tetap di Warung Demi Kucing dan Hewan Peliharaan
Namun karena adanya kekhawatiran bahwa penyelidik provinsi akan menutup-nutupi kasus tersebut, mereka dipanggil dan faktanya ternyata sebaliknya.
Meskipun China memiliki undang-undang yang mengatur dan melindungi ternak dan hewan yang terancam punah, tidak ada undang-undang umum yang menargetkan kekejaman terhadap hewan terhadap hewan peliharaan, termasuk anjing dan kucing liar.
Kelompok pembela hak-hak hewan dan lingkungan telah lama berkampanye menentang penggunaan bagian tubuh hewan – termasuk dari banyak spesies yang terancam punah – untuk pengobatan tradisional.