Setelah Ukraina memulai serangan balasan kepada Rusia pada Juni 2023, Ukraina mengalami kerugian yang besar dengan sedikit kemajuan di medan perang.
Hal ini semakin sulit bagi Zelensky untuk meyakinkan sekutunya tentang kemenangan Ukraina sudah dekat.
Terlebih, dengan pecahnya perang Hamas Palestina dan Israel di Timur Tengah, mengalihkan perhatian dunia terhadap Ukraina, seperti diberitakan Ruetir.
Zelensky: Kami Tidak akan Menyerah
Baca juga: Ukraina Luncurkan Dua Rudal ATACMS AS Serang Sistem Pertahanan Udara Rusia di Krimea
Seorang pejabat Ukraina yang dekat dengan lingkaran Presiden Ukraina juga mengungkapkan kekecewaan Zelensky setelah pulang dari AS pada September lalu.
"Sekarang dia (Zelensky) masuk, mendapat kabar terbaru, memberi perintah dan keluar," katanya, menceritakan perubahan sikap Zelensky yang terlihat lesu setelah mengunjungi AS.
Menurut sejumlah pejabat Ukraina, sekutu Barat meninggalkan mereka tanpa sarana untuk memenangkan perang.
Sementara itu, Zelensky tidak ingin menyerah, ia menentang gencatan senjata sementara dan menolak negosiasi dengan Rusia.
“Bagi kami, hal ini berarti membiarkan luka ini terbuka untuk generasi mendatang,” kata Zelensky, menolak menyerahkan wilayah Ukraina pada Rusia.
"Sebagian besar warga Ukraina akan menolak langkah tersebut, terutama jika tindakan tersebut mengakibatkan hilangnya wilayah yang diduduki," lanjutnya.
Menurutnya, hal itu mungkin akan memuaskan pihak-pihak yang ingin menyelesaikan perang secepatnya.
"Namun, bagi saya itu adalah sebuah masalah karena kami hanya menunda ledakannya," katanya, memprediksi perang yang lebih besar jika Ukraina menyerah saat ini.
Di sisi lain, Zelensky khawatir pertempuran akan meluas ke luar perbatasan Ukraina dan menyebabkan Perang Dunia III.
Sehingga, ia menyerukan bantuan militer dari sekutunya untuk menghentikan perang sebelum meluas dan terlambat.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Rusia dan Ukraina