Menyusul pemboman udara di kamp pengungsi Jabalia di Gaza minggu ini, di mana Israel mengatakan pihaknya menargetkan dan membunuh dua komandan senior Hamas, Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia menyatakan kekhawatiran bahwa serangan Israel adalah "serangan tidak proporsional yang dapat dianggap sebagai kejahatan perang".
Lembaga yang Mengadili Kejahatan Perang
Baca juga: Kota Suci Tiga Agama Mulai Terancam Perang Israel-Hamas, Berikut Sejarah Yerusalem
Yang pertama mengadili dugaan kejahatan perang adalah yurisdiksi lokal, dalam hal ini pengadilan di Israel dan wilayah Palestina.
Jika tersangka pelaku kekejaman warga Palestina di Israel dan semua tersangka pelaku kejahatan di wilayah pendudukan Palestina tidak diadili di dalam negeri, Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) di Den Haag adalah satu-satunya badan hukum internasional yang dapat mengajukan tuntutan.
Statuta Roma yang merupakan pendiri ICC memberikan kewenangan hukum untuk menyelidiki dugaan kejahatan di wilayah negara-negara anggotanya atau yang dilakukan oleh warga negara mereka, ketika otoritas dalam negeri "tidak mau atau tidak mampu" melakukan hal tersebut.
Israel Kepung Gaza
Militer Israel mengumumkan bahwa pihaknya telah berhasil mengepung kota utama Gaza.
Mereka pun menolak seruan internasional untuk melakukan gencatan senjata guna menghentikan pertumpahan darah di wilayah Palestina yang terkepung.
Baca juga: Tiap Satu Jam, 6 Anak di Gaza Tewas akibat Serangan Israel, Total 3.760 Anak-anak Jadi Korban
Juru bicara militer Israel, Daniel Hagari mengatakan, Kota Gaza telah dikepung hampir seminggu setelah pasukannya memperluas operasi darat di daerah kantong yang dikuasai Hamas.
"Tentara Israel telah menyelesaikan pengepungan kota Gaza, pusat organisasi teror Hamas," kata Hagari dikutip dari Al Jazeera.
"Gencatan senjata sama sekali tidak dibahas saat ini," lanjutnya.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada pekan lalu mengatakan, perang melawan Hamas telah memasuki "tahap kedua".
Netanyahu mengatakan, pasukan Israel saat ini tengah berada di "puncak pertempuran".
Baca juga: Dalam Waktu 24 Jam, 4 Sekolah di Jalur Gaza Rusak akibat Serangan Bom Israel dan Menewaskan 23 Orang
"Kami telah mencapai keberhasilan yang mengesankan dan telah melewati pinggiran Kota Gaza. Kami maju," ujar Netanyahu.
Militer Israel mengatakan dalam pernyataan terpisah di media sosial bahwa prioritasnya "adalah membawa pulang anak-anak, perempuan dan laki-laki yang disandera oleh Hamas dan memastikan Hamas tidak lagi memiliki kemampuan untuk menyerang warga Israel".
Sayap militer Hamas, Brigade Qassam, memperingatkan bahwa Gaza akan menjadi "kutukan sejarah bagi Israel" dan bahwa tentara Israel yang memasuki daerah kantong tersebut akan pulang "dengan tas hitam".