News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Ancam Bakal Dibom, Militer Israel Paksa Puluhan Anak yang Dirawat di RS Khusus Kanker Evakuasi Diri

Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anak-anak Palestina berlarian saat mereka melarikan diri dari pemboman Israel di Rafah di Jalur Gaza selatan pada 6 November 2023, di tengah berlanjutnya pertempuran antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas. (Photo by Mohammed ABED / AFP)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan bahwa militer Israel memaksa seluruh pasien di Rumah Sakit Anak Al-Rantisi, Jalur Gaza segera dievakuasi, Selasa (7/11/2023).

Dikutip dari Al Jazeera, Israel mengancam akan mengebom rumah sakit kanker untuk anak-anak tersebut.

Evakuasi segera pun tidak dimungkinkan mengingat terdapat sekitar 70 anak yang dirawat dan 1.000 pengungsi yang berlindung di Rumah Sakit Anak Al-Rantisi.

Jurnalis Al Jazeera di Gaza, Hani Mahmoud melaporkan, Israel meluncurkan “perang besar” terhadap rumah sakit dan fasilitas kesehatan.

Israel dilaporkan turut mengebom wilayah selatan Gaza yang mereka klaim akan menjadi “zona aman” evakuasi.

Jalur Gaza yang kini dihuni sekitar 2,3 juta jiwa telah berada di bawah blokade Israel sejak 2007.

“Sejam lalu, rumah sakit khusus anak-anak dengan kanker, Al-Rantisi, diperintahkan melakukan evakuasi segera, yang mana sangat sulit saat ini dengan 1.000 orang di sana,” kata Mahmoud.

"Pergi sekarang juga’, begitu pesan mereka (Israel). Meskipun teror dan trauma akibat serangan udara terus berlanjut, Israel terus menyerang Gaza di mana pun,” lanjutnya.

Di lain sisi, banyak rumah sakit terpaksa berhenti beroperasi karena kekurangan obat-obatan atau bahan bakar.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut sebagian dokter di fasilitas kesehatan yang tersisa terpaksa melakukan operasi, termasuk amputasi, tanpa obat bius.

“Ini adalah orang-orang yang menjaga sistem kesehatan tetap berjalan, dengan dedikasi, mereka menemukan cara untuk mempertahankan layanan tetap berlangsung pada tingkat tertentu,” kata perwakilan WHO, Christian Lindmeier.

WHO pun menyerukan agar pembatasan bantuan medis segera dicabut dan menyebut lebih dari 16 tenaga kesehatan tewas ketika merawat pasien.

Sejak menggempur Gaza pada 7 Oktober 2023 lalu, militer Israel telah membunuh sekitar 10.328 jiwa, termasuk 4.237 anak-anak.

Sementara di Israel, serangan kelompok perlawanan Palestina, Hamas, pada 7 Oktober, dilaporkan menewaskan lebih dari 1.400 orang.

Gaza jadi kuburan anak-anak

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini