News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Ancam Bakal Dibom, Militer Israel Paksa Puluhan Anak yang Dirawat di RS Khusus Kanker Evakuasi Diri

Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anak-anak Palestina berlarian saat mereka melarikan diri dari pemboman Israel di Rafah di Jalur Gaza selatan pada 6 November 2023, di tengah berlanjutnya pertempuran antara Israel dan kelompok militan Palestina Hamas. (Photo by Mohammed ABED / AFP)

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres kembali menyerukan gencatan senjata segera di Jalur Gaza seiring serangan Israel yang telah membunuh lebih dari 10.000 jiwa.

Orang-orang melarikan diri setelah serangan udara Israel di lingkungan kamp pengungsi al-Maghazi di Jalur Gaza tengah pada 6 November 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan gerakan Hamas Palestina. Ribuan warga sipil, baik warga Palestina maupun Israel, telah tewas sejak 7 Oktober 2023, setelah militan Hamas Palestina yang berbasis di Jalur Gaza memasuki Israel selatan dalam serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya yang memicu perang yang diumumkan oleh Israel terhadap Hamas dengan pemboman balasan di Gaza. (Photo by Yasser QUDIH / AFP) (AFP/YASSER QUDIH)

Diplomat asal Portugal itu menyebut komunitas internasional serta para pihak yang bertempur bertanggung jawab menghentikan "malapetaka" di Gaza.

Guterres menyoroti banyaknya korban anak-anak dalam serangan Israel ke Gaza, wilayah Palestina di mana sekitar 2,3 juta orang terjebak akibat blokade Israel yang sudah berlangsung selama 16 tahun terakhir.

Dia pun menyebut Gaza menjadi "kuburan anak-anak."

Pada Senin (6/11/2023), Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza melaporkan lebih dari 4.100 anak terbunuh sejak Israel meluncurkan serangan pada 7 Oktober 2023.

Serangan tersebut menyusul serangan kelompok perlawanan Palestina, Hamas, ke wilayah Israel yang disebut menewaskan lebih dari 1.400 orang.

"Ratusan anak perempuan dan laki-laki dilaporkan terbunuh atau terluka setiap hari. Lebih banyak jurnalis dilaporkan terbunuh dalam periode empat pekan dibanding dalam konflik mana pun dalam tiga dekade terkini," kata Guterres di markas PBB di New York, Senin, dikutip Al Jazeera.

"Lebih banyak pekerja kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa terbunuh dibanding periode-periode setara kapan pun sepanjang sejarah organisasi kami. Malapetaka yang sedang terjadi membuat gencatan senjata kemanusiaan semakin mendesak tiap jamnya," lanjutnya.

Guterres telah berulang kali menyerukan gencatan senjata di Gaza seiring pengeboman masif dan pengepungan yang dilakukan Israel.

Dia pun menuduh Israel menargetkan rumah sakit, kamp pengungsian, fasilitas PBB, dan tempat ibadah.

Selain itu, Guterres menuding Hamas menggunakan warga sipil sebagai "tameng." Sekjen PBB itu pun menyerukan pembebasan orang-orang yang ditawan Hamas di Gaza.

"Para pihak dalam konflik ini, dan, tentu saja, komunitas internasional menghadapi tanggung jawab fundamental dan segera: hentikan penderitaan kolektif yang tak manusiawi ini dan tingkatkan bantuan kemanusiaan secara drastis ke Gaza," katanya.

Akan tetapi, pada saat Guterres menyerukan gencatan senjata, Dewan Keamanan PBB kembali gagal mengambil tindakan usai para anggotanya tidak mencapai kesepakatan dalam pembuatan resolusi mengenai perang Israel-Hamas.

Amerika Serikat (AS) menolak penggunaan istilah "gencatan senjata" dan menginginkan resolusi yang berisi "jeda kemanusiaan."

Dewan Keamanan PBB telah beberapa kali gagal mencapai kesepakatan soal resolusi untuk menghentikan perang di Gaza.

Artikel ini sudah pernah tayang di Kompas.TV

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini