News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Wakil PM Belgia: Sudah Saatnya Israel Dijatuhkan Sanksi, Tidak Manusiawi

Penulis: Mikael Dafit Adi Prasetyo
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Perdana Menteri Belgia Petra De Sutter mendesak pemerintah untuk jatuhkan sanksi terhadap Israel.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo

TRIBUNNEWS.COM, BRUSSELS – Wakil Perdana Menteri Belgia Petra De Sutter meminta pemerintah Belgia untuk menerapkan sanksi terhadap Israel dan menyelidiki pemboman rumah sakit serta kamp pengungsi di Gaza.

“Sudah waktunya memberikan sanksi terhadap Israel. Hujan bom tidak manusiawi,” kata De Sutter dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Nieuwsblad, Rabu (8/11/2023).

“Jelas Israel tidak peduli dengan tuntutan internasional untuk gencatan senjata,” sambungnya.

Baca juga: Rumah Sakit Al Quds Tutup Bangsal Bedah, Israel Larang Bantuan Bahan Bakar Masuk Gaza

Dia kemudian mengatakan Uni Eropa harus segera menangguhkan perjanjian asosiasinya dengan Israel, yang bertujuan untuk kerja sama ekonomi dan politik yang lebih baik.

“Larangan impor produk-produk dari wilayah Palestina yang diduduki harus diterapkan dan pemukim yang melakukan kekerasan, politisi, tentara yang bertanggung jawab atas kejahatan perang harus dilarang memasuki Uni Eropa,” ujar De Sutter.

Di samping itu, De Sutter juga mendesak agar pemerintah Belgia meningkatkan pendanaan bagi Pengadilan Kriminal Internasional di Den Haag, Belanda untuk menyelidiki pemboman tersebut sambil memotong aliran uang ke Hamas.

“Ini adalah organisasi teroris. Teror membutuhkan biaya dan harus ada sanksi terhadap perusahaan dan orang-orang yang memberikan uang kepada Hamas,” katanya.

Israel sendiri telah menyerang Gaza sebagai tanggapan atas serangan Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober 2023, di mana orang-orang bersenjata membunuh 1.400 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyandera sekitar 240 orang, menurut penghitungan Israel.

Perang ini telah menjadi episode paling berdarah dalam konflik Israel-Palestina yang telah berlangsung selama beberapa generasi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini