Area Rumah Sakit Indonesia di Gaza Dihajar 11 Rudal Israel, MER-C: Ada Ratusan Korban
TRIBUNNEWS.COM - Ratusan orang diyakini terluka akibat serangan udara Israel di sekitar Rumah Sakit Indonesia di Gaza.
Laporan tersebut diungkapkan, MER-C, sebuah organisasi non-pemerintah yang mendanai fasilitas kesehatan di Gaza tersebut pada Jumat (10/11/2023).
Area di sekitar Rumah Sakit Indonesia di Beit Lahiya ini dilaporkan dihantam gelombang serangan 11 rudal Israel.
Baca juga: BREAKING NEWS Israel Bombardir Rumah Sakit Indonesia di Gaza
Rumah Sakit Indonesia di Gaza ini dibuka pada tahun 2015, dibangun dari sumbangan yang dikumpulkan oleh Komite Penyelamatan Darurat Medis atau MER-C yang berbasis di Jakarta.
LSM tersebut juga mengirimkan relawan Indonesia, tiga di antaranya telah dirawat di rumah sakit sejak serangan mematikan Israel di Gaza dimulai bulan lalu.
Fasilitas tersebut adalah salah satu rumah sakit terakhir yang tersisa dn masih beroperasi di Gaza.
Fakta itu membuat rumah sakit ini menjadi lokasi perawatan ribuan warga sipil Palestina ketika Israel terus melakukan pemboman setiap hari terhadap daerah kantong padat penduduk.
Bombardemen Israel tersebut sebagai pembalasan atas serangan pada 7 Oktober oleh kelompok militan Hamas yang bermarkas di Gaza.
Awal pekan ini, militer Israel mengklaim bahwa Hamas menggunakan rumah sakit Indonesia “untuk menyembunyikan pusat komando dan kendali bawah tanah.”
Pernyataan tersebut langsung dikecam oleh MER-C sebagai upaya untuk “membuat kebohongan publik,” sementara Kementerian Luar Negeri Indonesia mengatakan kalau rumah sakit tersebut “adalah fasilitas yang dibangun oleh masyarakat Indonesia sepenuhnya untuk tujuan kemanusiaan dan untuk melayani kebutuhan medis. Rakyat Palestina di Gaza.”
Sarbini Murad, ketua komite eksekutif MER-C, mengatakan kepada AN kalau serangan hari Kamis di sekitar rumah sakit telah merusak beberapa fasilitasnya dan melukai ratusan orang.
“Kami dengar ada ratusan korban jiwa, termasuk kematian. Ramai sekali, jadi kami belum tahu persis jumlahnya,” ujarnya.
“Ini adalah teror yang terus dilakukan Israel hingga membuat orang meninggalkan rumah sakit,” kata dia dilansir AN.
MER-C memperkirakan sekitar 1.000 orang saat ini dirawat di rumah sakit karena cedera dan setidaknya 5.000 orang mengungsi di dalam fasilitas tersebut, sementara beberapa ribu orang lainnya berlindung di gedung-gedung yang berdekatan.
Kejahatan terhadap Kemanusiaan
Serangan terhadap rumah sakit tersebut merupakan kejutan bagi masyarakat Indonesia, banyak dari mereka yang mengikuti perkembangan terkait fasilitas tersebut dan di Gaza.
“Saya merasa sangat marah dan sedih,” Ferena Debineva, seorang peneliti sosial di Jakarta, mengatakan kepada AN.
“Sebagai warga negara Indonesia, saya meyakini fasilitas kesehatan harus selalu dijaga sebagai tempat yang netral dan aman, apalagi karena fungsinya yang sangat vital di kondisi krisis saat ini. Serangan-serangan ini tidak hanya menimbulkan kerugian materi tetapi juga menghancurkan harapan dan kepercayaan terhadap umat manusia,” katanya.
Serangan udara mematikan Israel, yang menargetkan bangunan tempat tinggal dan rumah sakit, telah menewaskan sedikitnya 10.812 orang di Gaza, sebagian besar wanita dan anak-anak, dan melukai puluhan ribu lainnya.
Di antara korban tewas terdapat 195 dokter, paramedis, dan perawat.
“Mereka mengebom semua rumah sakit. Bukan hanya Rumah Sakit Indonesia,” Rahung Nasution, pembuat film dan aktivis Indonesia, mengatakan kepada AN.
“Ini adalah kejahatan perang terburuk, kejahatan yang sesungguhnya,” kata dia.
(oln/*/AN)