TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan Israel harus memenangkan pertempuran melawan kelompok Palestina, Hamas.
Netanyahu mengingatkan sekutunya di Amerika Serikat (AS) dan negara-negara Barat tentang kemungkinan adanya serangan dari sekutu Hamas di negara mereka, jika Israel kalah.
Pemimpin Israel itu berulang kali menolak seruan untuk gencatan senjata karena menurutnya itu sama saja menyerah kepada Hamas.
"Kita harus menang bukan hanya demi diri kita sendiri tapi demi Timur Tengah, demi kepentingan Israel, tetangga Arab kita, dan dunia pada umumnya," kata Netanyahu kepada Sean Hannity dari Fox News, Selasa (14/11/2023).
Menurutnya, kemenangan Israel nantinya dapat melindungi dunia, meski saat ini membunuh lebih dari 11.423 warga sipil Palestina di Jalur Gaza.
Baca juga: Save the Children: 15.000 Bayi Diperkirakan akan Lahir di Gaza Sampai Akhir Tahun Ini
"Kita harus menang untuk melindungi Israel, menjaga Timur Tengah dan dunia. Itulah pertempuran yang sedang kita perjuangkan dan dilakukan saat ini. Tidak ada yang bisa menggantikan kemenangan itu," lanjutnya.
Ia lalu mengingatkan sekutunya, AS dan negara-negara Barat, mengenai ancaman militan jika Hamas berhasil menang.
"Jika kita tidak menang sekarang, maka Eropa adalah yang berikutnya dan Anda (AS) berikutnya," tambahnya.
Dalam wawancara itu, Benjamin Netanyahu bersikeras bahwa perjuangan Israel adalah perjuangan AS.
Ia lalu melanjutkan dengan menuduh ada poros antara Hamas di Gaza, Hizbullah di Lebanon, Houthi di Yaman, dan Pemerintah Iran.
"Antek-antek Teheran (Iran) berusaha untuk membawa Timur Tengah dan dunia kembail ke Abad Kegelapan," kata Netanyahu mengkampanyekan propagandanya.
Kematian Melebihi 11.423 Jiwa di Gaza, Sekutu Israel Hanya Serukan Jeda
Baca juga: Netanyahu Marah Kanada Sebut Israel Bunuh Sipil Gaza, Justin Trudeau: Dunia Jadi Saksi
Mayoritas pejabat AS dan negara-negara Barat enggan menyerukan gencatan senjata secara langsung.
Mereka malah mengusulkan jeda kemanusiaan yang singkat ketika kematian warga Palestina terus meningkat di Jalur Gaza.