TRIBUNNEWS.COM, GAZA- Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza terpaksa menguburkan ratusan pasien yang meninggal di kuburan massal.
Direktur rumah sakit tersebut mengatakan 179 jenazah dikebumikan bersama di halaman saat pasukan Israel mengepung fasilitas tersebut.
Diketahui, ribuan warga Palestina terjebak di rumah sakit tersebut.
Baca juga: Selain Gaza, Israel Gelar Agresi Besar di Tulkarem Tepi Barat, Bawa Buldoser dan Drone
"Ada mayat berserakan di kompleks rumah sakit. Tidak ada lagi listrik di kamar mayat," kata Direktur RS Al-Shifa, Mohammad Abu Salmiya kepada AFP, Selasa (15/11/2023).
"Kami terpaksa menguburkan mayat-mayat tersebut di kuburan massal," kata dia.
Sejauh ini, 179 mayat dikuburkan di halaman rumah sakit, termasuk tujuh bayi dan 29 pasien perawatan intensif.
Pasien-pasien tersebut meninggal sejak bahan bakar habis pada Sabtu minggu lalu.
Tentara Israel diketahui telah mengepung RS yang terbesar di Jalur Gaza tersebut.
Israel mengatakan lokasi rumah sakit tersebut berada di atas terowongan dan pusat komando yang digunakan oleh Hamas, yang menguasai Gaza.
Hamas telah membantah ada pejuang yang hadir dan mengatakan 650 pasien dan 5.000 hingga 7.000 warga sipil yang mengungsi terjebak di dalam halaman rumah sakit dan terus-menerus diserang oleh penembak jitu dan drone.
Jumlah korban meningkat
Hamas mengatakan jumlah korban tewas akibat perang yang sedang berlangsung mencapai 11.240 pada Senin (13/11/2023) di daerah kantong Palestina tersebut.
Perang Hamas vs Israel terbaru sudah berlangsung lebih dari lima pekan sejak pecah pada 7 Oktober 2023.
Baca juga: Israel Kibarkan Bendera dan Blokade Pakai Tank, Hamas: Itu Halusinasi IDF Taklukkan Gaza
Dikutip dari kantor berita AFP, para korban tewas mencakup 4.630 anak-anak dan 3.130 perempuan, sedangkan 29.000 orang lainnya luka-luka.
Secara terpisah, Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas mengatakan, ada puluhan jenazah di jalanan Gaza utara, tempat pertempuran paling sengit sedang berlangsung.