Kondisi itu diperparah dengan banyaknya kasus medis di mana terdapat 29.000 warga Gaza yang terluka dalam pemboman Israel dan invasi darat ke Gaza, kata ilmuwan tersebut.
Dia menambahkan selama invasi Israel ke Gaza sejak 7 Oktober 2023 sebanyak 11.800 warga Gaza telah terbunuh. “Banyak mayat di jalanan, tidak hanya di rumah sakit Shifa, tapi di mana-mana,” ungkapnya.
“Yang hidup hidup di neraka dan mimpi buruk,” tegas Qumisyeh.
“Bisa dibayangkan orang-orang yang terluka ini tidak bisa mendapatkan perawatan medis lagi. Mereka tidak bisa menjalani operasi, bahkan obat penghilang rasa sakit pun tidak bisa. Mereka tidak bisa mendapatkan bantuan medis normal,” sebutnya.
Israel Putus Pasokan Air
Situasi itu diperparah dengan keputusan Israel untuk memutus pasokan air ke Gaza, tambahnya.
“Air sangat, sangat tercemar, dan beberapa orang bahkan mencoba meminum air laut dengan cara yang berbahaya,” kata Qumisyeh.
“Untungnya sehari yang lalu, hujan turun di Gaza dan beberapa orang bisa mengambil air," sebutnya.
Tapi dia juga menyebutkan, bencana kelaparan mulai terjadi dan warga yang kekurangan gizi telah menyebabkan penyebaran penyakit di Gaza, termasuk menyebarnya penyakit kolera.