News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

IDF Rebut Pelabuhan Gaza dan Hancurkan Monumen Mavi Marmara, Klaim Digunakan Hamas

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Whiesa Daniswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

IDF Rebut Pelabuhan Gaza dan Hancurkan Monumen Mavi Marmara, Klaim Digunakan Hamas

TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengaku telah menguasai Pelabuhan Gaza.

IDF mengklaim bahwa kelompok militan Hamas Palestina menggunakannya sebagai pusat pelatihan dan pangkalan serangan.

Bahkan monumen yang didirikan di pelabuhan untuk memperingati kematian warga Turki yang dibunuh Israel dalam tragedi Mavi Marmara juga dihancurkan.

Sebagai catatan, tragedi Mavi Marmara terjadi pada tahun 2010 lalu.

Dilansir dari media lokal Turki, Artigercek, dalam pernyataannya, IDF mengungkapkan beberapa tentara yang menaklukan pelabuhan Gaza juga ikut dalam penyerbuan di monumen Mavi Marmara.

"Pasukan lapis baja dan unit khusus menguasai Pelabuhan Gaza. Ada 10 terowongan, dan 4 bangunan hancur," terang pernyataan IDF.

Baca juga: Iran Peringatkan Cakupan Perang yang Luas Bakal Terjadi jika Israel Terus Serang Gaza

Juru bicara Angkatan Darat Israel, Avichay Adraee membagikan momen saat IDF mengibarkan bendera Israel di Pelabuhan Gaza melalui platform X.

Terjemahan:

"Pasukan IDF menyelesaikan kendali operasional atas Marina Gaza, yang digunakan oleh Hamas untuk tujuan teroris selama beberapa hari terakhir, dan dalam pertempuran gabungan antara pasukan dari berbagai senjata, pasukan Brigade Lapis Baja ke-188, bekerja sama dengan pejuang dari Unit Komando Marinir, mampu mengambil kendali operasional marina utama di Gaza, yang berada di bawah kendali organisasi teroris Hamas.

Selama serangan gabungan tersebut, angkatan laut, lapis baja dan pasukan teknik, bekerja sama dengan Angkatan Udara, menghancurkan sekitar 10 pintu terowongan dan menghancurkan empat bangunan yang merupakan infrastruktur teroris.

Pasukan IDF, sebagai bagian dari pertempuran gabungan, melenyapkan 10 teroris dan membersihkan semua bangunan di wilayah Marsa.

Selain itu, sebuah monumen yang mengagung-agungkan insiden kapal Marmara juga dirobohkan.

Organisasi teroris Hamas menggunakan marina sebagai fasilitas pelatihan pasukan angkatan laut untuk tujuan teroris dan untuk mengarahkan serta melakukan serangan angkatan laut.

Hamas, dengan kedok marina angkatan laut sipil, juga mengeksploitasi tempat itu untuk tujuan pelatihan dan melaksanakan operasi teroris, menggunakan kapal angkatan laut sipil dan kapal milik polisi angkatan laut di Gaza."

IDF Rebut Pelabuhan Gaza dan Hancurkan Monumen Mavi Marmara, Klaim Digunakan Hamas

Tragedi Mavi Marmara

Pada 31 Mei 2010, Israel menggerebek kapal Mavi Marmara.

Ada enam kapal kemanusiaan Gaza Freedom Flotilla yang membawa bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Dikutip Mildreport, Gaza Freedom Flotilla adalah misi bantuan kemanusiaan yang diprakarsai melalui kolaborasi Gerakan Pembebasan Gaza.

Badan tersebut berbasis di Siprus dan IHH yang berbasis di Turki, ada juga organisasi lain yang ikut dalam misi tersebut, seperti Kampanye Eropa untuk Mengakhiri Pengepungan Gaza (ECESG), Greek Ship to Gaza Campaign, dan Kapal Swedia.

Gaza Freedom Flotilla membawa 10.000 ton bantuan berupa makanan, obat-obatan, pakaian, alat sekolah, kesehatan, dan bangunan.

Baca juga: Hamas Siap Perang Jangka Panjang dengan Israel: Brigade Al-Qassam Akan Kalahkan Musuh

IDF Rebut Pelabuhan Gaza dan Hancurkan Monumen Mavi Marmara, Klaim Digunakan Hamas

Kapal bantuan itu juga mengangkut sekitar 600 relawan yang berasal dari 32 negara, termasuk Indonesia.

Belum sempat iring-iringan kapal kemanusiaan tersebut masuk ke wilayah perairan Gaza, tiba-tiba mereka dicegat oleh pasukan Zionis Israel.

Tak tanggung-tanggung, Israel mengerahkan 19 speedboat militer, 2 kapal perusak, 2 kapal selam, dan 2 helikopter komando.

Padahal, di dalam kapal kemanusiaan itu tak ada senjata sama sekali.

Baca juga: Hamas Bantah Klaim IDF Temukan Terowongan dan Senjata di Rumah Sakit Al-Shifa

Isreal menembaki para relawan, sembilan orang meninggal, dan satu orang meninggal setelah koma selama 3,5 tahun.

Saat peristiwa terjadi, sedikitnya 50 relawan terluka parah.

Serangan berlangsung sejak pukul 04.30 waktu setempat hingga pukul 09.00 waktu setempat.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini