Rusia mengatakan dominasi Amerika Serikat pasca-Perang Dingin sedang runtuh dan bahwa Washington selama bertahun-tahun telah menyebarkan kekacauan di seluruh dunia sambil mengabaikan kepentingan negara-negara lain.
Ada Kuda Hitam
Di luar persaingan nuklir AS, Rusia dan China, masih ada negara yang menjadi 'kuda hitam' dalam persaingan senjata nuklir.
Negara tersebut adalah Korea Utara. Melansir Newsweek, saat ini Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tengah mempersiapkan perang dengan serius. Sebagai bukti nyata, Korea Utara tampak konsisten membangun persenjataan nuklirnya.
Korut sendiri mengakui telah melakukan uji coba senjata nuklir dan memiliki senjata pemusnah massal tersebut.
Data yang dihimpun Institute for Science and International Security menunjukkan, saat ini Kim Jong Un memiliki persenjataan yang lengkap mencakup sekitar 35 hingga 63 hulu ledak.
Profesor Andrei Lankov, pakar sejarah Korea dari Kookmin University, mengatakan Kim semakin berani membangun persenjataan nuklir karena para pemimpin Barat gagal memanfaatkan peluang sebelumnya untuk menekan rezim Korea Utara.
Pemimpin Barat secara keliru percaya bahwa program nuklir bukanlah “ancaman yang realistis”. Hal tersebut diungkapkan Lankov saat wawancara dengan Financial Times.
Lankov menjelaskan bahwa satu-satunya cara untuk menafsirkan fokus Korea Utara dalam membangun lebih banyak senjata nuklir adalah bahwa Kim berencana melakukan "penaklukan" terhadap Korea Selatan sebagai bagian dari putaran Perang Korea berikutnya.
Dia mengatakan ambisi Kim akan menjadi jelas dalam 15 tahun ke depan.
“Cara terbaik, atau mungkin satu-satunya, untuk menjelaskan arah pengembangan senjata nuklir Kim adalah bahwa Korea Utara secara serius mempersiapkan diri untuk putaran kedua perang Korea dan penaklukan Korea Selatan,” kata Lankov.
“Ini adalah ancaman yang akan semakin nyata dalam 10 atau 15 tahun ke depan.” Newsweek menghubungi kedutaan Korea Utara di London untuk mendapatkan komentar melalui email pada hari Kamis. Namun belum ada tanggapan.
Menurut Associated Press, Kim mengumumkan dalam pidatonya pada bulan September bahwa ia berencana untuk meneruskan upaya untuk meningkatkan produksi senjata nuklir secara eksponensial dan mendiversifikasi cara serangan nuklir, sebagai bagian dari “Perang Dingin baru” yang mempertemukan Amerika Serikat melawan Korut, sekaligus sekutunya yakni Rusia dan China.
Permusuhan AS-Korut telah meningkat tahun ini. Para pejabat Pyongyang berulang kali mengancam akan melakukan pembalasan atas dugaan serangan di dekat wilayahnya.
Kim Jong Un mengancam akan melancarkan serangan nuklir terhadap AS pada bulan Juli atas kapal selam nuklir yang tiba di Busan, Korea Selatan.