Media Israel: Hamas Belum Pecah, Menghancurkannya dan Menyelamatkan Sandera Adalah Misi Mustahil
TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah media Israel, mengutip para ahli dan mantan pejabat keamanan Israel, menegaskan kalau tentara Israel (IDF) tengah menjalankan misi mustahil di perang Gaza.
Misi yang dimaksud adalah menargetkan dua capaian sekaligus, menghancurkan gerakan Hamas dan menyelamatkan para sandera.
Baca juga: Markas Komando Hamas Cuma Ada 10 Senjata? Mata Ditutup, 200 Warga Palestina Dibawa ke Area Rahasia
Menurut Razi Barkai, dari Radio Angkatan Darat Israel, yang terafiliasi dengan IDF, menyebut, tidak mungkin melaksanakan misi dengan dua tujuan tersebut sekaligus.
"Melaksanakan dua misi, menghancurkan Hamas dan menyelamatkan para sandera pada saat yang sama adalah tidak mungkin,” katanya.
Jenderal Angkatan Darat Cadangan Israel, Giora Eiland, yang juga mantan kepala Departemen Operasi, menyatakan kalau Hamas saat ini masih organisasi yang aktif.
“Saya meyakini, Hamas sebagai sebuah organisasi belum terpecah, bukan hanya karena kepemimpinannya masih ada, tetapi juga karena tujuannya sangat sederhana: untuk bertahan dan tabah,” katanya.
Dia menambahkan: “Selama mereka terus bertahan dan menahan sebagian dari para sandera, maka diasumsikan bahwa Israel pada tahap tertentu akan terpaksa berhenti karena tekanan internasional atau alasan lain; oleh karena itu, pertempuran ini masih berada pada puncaknya.”
Baca juga: Eks-Analis Militer AS: Israel Mustahil Musnahkan Hamas, Tentara IDF Cuma Bocah, Terowongan 3 Tingkat
Adapun koresponden urusan Arab untuk Channel 13 Israel, Zvi Yehezkeli, menegaskan kalau Hamas tidak dalam kondisi terdesak.
“Dan Anda tidak akan menemukan pemimpin senior di bawah Rumah Sakit Medis Al-Shifa,” ujar dia dalam sebuah laporan medianya.
Selama 42 hari, tentara pendudukan Israel telah melancarkan serangan dahsyat di Gaza, menyebabkan lebih dari 11.500 orang menjadi martir, termasuk 4.710 anak-anak dan 3.160 wanita.
Selain itu, invasi militer Israel ke Gaza juga membuat 29.800 orang terluka, 70 persen di antaranya adalah anak-anak dan wanita, menurut data terbaru lembaga sensus Palestina yang dikeluarkan pada Rabu malam.
(oln/*/Memo)