Korban Serangan Israel ke Gaza Setelah 44 Hari, Lebih 13.300 Orang Tewas, Termasuk 5.600 Anak-anak
TRIBUNNEWS.COM- Korban tewas warga Palestina di Gaza melonjak menjadi lebih dari 13.300 orang
Korban tewas termasuk 5.600 anak-anak, 3.550 wanita, menurut kantor media pemerintah yang berbasis di Gaza
Pihak berwenang di Gaza pada hari Senin mengatakan jumlah korban tewas akibat serangan Israel yang sedang berlangsung di Gaza sejak 7 Oktober telah melonjak menjadi lebih dari 13.300 orang.
Dalam sebuah pernyataan, kantor media pemerintah yang berbasis di Gaza mengatakan jumlah korban tewas mencakup 5.600 anak-anak dan 3.550 perempuan seperti dilaporkan Anadolu Ajansı.
Ditambahkannya, korban tewas juga mencakup 201 staf medis, 22 anggota tim penyelamat pertahanan sipil, dan 60 jurnalis.
Sejak serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober, Israel terus melancarkan serangan udara dan darat di Jalur Gaza.
Ribuan bangunan, termasuk rumah sakit, masjid, dan gereja, juga rusak atau hancur akibat serangan udara dan darat Israel terhadap wilayah kantong yang terkepung tersebut.
Sementara itu, korban tewas di Israel adalah sekitar 1.200 orang, menurut angka resmi.
Kantor Penerangan mengatakan dalam konferensi pers pada Minggu malam, pada hari Ke-44, serangan militer Israel di Jalur Gaza masih terus berlanjut.
Militer Israel menyasar beberapa rumah sakit. Jumlah korban tenaga medis bertambah menjadi 201 orang, termasuk dokter, perawat, dan paramedis.
Sebanyak 60 jurnalis juga telah gugur, termasuk Bilal Jadallah, salah satu jurnali terakhir yang tercatat gugur.
Jumlah mereka yang terluka telah melampaui 30.000, lebih dari 75 persen di antaranya adalah anak-anak dan perempuan.
Selain itu, kerusakan bangunan kantor yang hancur mencapai 97 unit kantor, dan 262 gedung sekolah hancur, termasuk 65 sekolah yang kini tidak berfungsi.
Disebutkan jumlah masjid yang hancur total mencapai 83 masjid, dan jumlah masjid yang hancur sebagian mencapai 166 masjid, selain itu 3 gereja juga dihancurkan.
Jumlah unit rumah yang hancur total berjumlah 43.000 unit rumah, ditambah 225.000 unit rumah rusak sebagian.
Artinya, sekitar 60 persen unit pemukiman di Jalur Gaza terkena dampak agresi tersebut, mulai dari rusak total, tidak layak huni, dan rusak sebagian.
Sebanyak 25 rumah sakit dan 52 pusat kesehatan tidak berfungsi, dan Zionis Israel juga menargetkan 55 ambulans, dan puluhan ambulans tidak berfungsi karena kehabisan bahan bakar.
Baca juga: Korban Tewas Perang Israel-Hamas di Palestina Capai 13.215, Termasuk 5.550 Anak Gaza dan Tepi Barat
Bagaimana Cara menghitung Jumlah Korban Tewas?
Mengutip dari BBC, Pejabat Kementerian Kesehatan mengatakan angka kematian tersebut dicatat oleh para profesional medis sebelum diteruskan kepada mereka dan angka tersebut hanya mencakup orang yang tercatat meninggal di rumah sakit.
Angka-angka tersebut tidak memisahkan korban jiwa dari militer dan warga sipil. Dan, karena data tersebut tidak memperhitungkan korban tewas di lokasi ledakan yang jenazahnya belum ditemukan, atau segera dikuburkan, jumlah yang ada saat ini kemungkinan di bawah angka yang sebenarnya, kata pejabat Gaza.
“Jujur saja, menurut kami angkanya sangat tinggi,” kata Barbara Leaf, asisten Menteri Luar Negeri untuk Urusan Timur Dekat, kepada Komite Urusan Luar Negeri DPR, “dan bisa jadi angkanya bahkan lebih tinggi dari yang disebutkan.”
Jenazah Dibawa ke Rumah Sakit
Petugas medis seperti Dr Ghassan Abu-Sittah, seorang ahli bedah plastik Médecins Sans Frontières yang berbasis di London dan telah merawat orang-orang di rumah sakit di Kota Gaza, berperan penting dalam mencatat angka-angka tersebut.
Dia mengatakan kamar mayat rumah sakit mencatat kematian setelah mengkonfirmasi identitas orang yang meninggal dengan kerabatnya.
Jumlah kematian yang tercatat sejauh ini, menurutnya, jauh lebih sedikit dibandingkan jumlah kematian yang sebenarnya terjadi.
“Sebagian besar kematian terjadi di rumah,” katanya.
“Yang tidak dapat kami identifikasi, tidak kami catat.”
Namun, begitu jenazah ditemukan, jenazah tersebut “harus dibawa ke rumah sakit untuk dicatat”, kata juru bicara Bulan Sabit Merah Palestina.