Keempat negara membentuk kelompok informal pada tahun 2006 sebagai sekutu yang berkontribusi terhadap perekonomian dunia.
Pada tahun 2011, Afrika Selatan bergabung dengan grup tersebut, sehingga akronimnya menjadi BRICS.
Baca juga: Di Depan Petinggi BRICS, Jokowi: Hilirisasi Tak Boleh Dihalangi!
Pada tahun 2023, BRICS melampaui kontribusi PDB global negara-negara G7, menurut kelompok tersebut, yang mengatakan BRICS menyumbang hampir 1/3 dari aktivitas ekonomi dunia.
Para pemimpin dari negara-negara BRICS bertemu setiap tahun.
KTT tahun ini yang digelar di Johannesburg, Afrika Selatan.
Kelompok ini bertujuan membentuk kembali lanskap ekonomi politik untuk menguntungkan diri mereka sendiri.
BRICS telah membentuk Dewan Bisnis, Perjanjian Cadangan Kontingen yang memberikan dukungan likuiditas jangka pendek, dan Bank Pembangunan Baru, yang mendukung proyek pembangunan di negara-negara BRICS.
KTT BRICS tahun ini telah digelar pada 22-24 Agustus lalu dengan fokus pada pengurangan ketergantungan global terhadap dolar AS.
Negara mana saja yang ingin bergabung dengan BRICS?
Lebih dari 40 negara mengatakan mereka ingin bergabung dengan BRICS dan 22 negara telah mengajukan formulir.
“Koalisi yang berkembang ini merupakan bukti meningkatnya pengaruh BRICS di kancah internasional dan potensinya dalam membentuk masa depan keuangan global,” kata kelompok tersebut.
Iran, Argentina, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kazakhstan, Bolivia, Mesir, Ethiopia, Kuba, Aljazair, Republik Demokratik Kongo, Komoro dan Gabon termasuk di antara negara-negara yang menyatakan tertarik untuk bergabung dengan BRICS, lapor Reuters.
Baca juga: Indonesia Belum Berminat Gabung BRICS, Jokowi: Kita Tidak Ingin Tergesa-gesa
Negara-negara ini berharap bahwa dengan bergabung mereka akan mendapatkan lebih banyak manfaat ekonomi daripada model ekonomi dan perdagangan Barat saat ini.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)