1. Perang psikologis
Menurut Omar Rahman, peneliti di Dewan Urusan Global Timur Tengah yang berbasis di Doha, ini adalah bentuk perang psikologis.
"Serangan terhadap rumah sakit menunjukkan kepada masyarakat bahwa tidak ada tempat yang aman bagi (warga Palestina)," kata Rahman kepada Al Jazeera.
Ia seraya menambahkan bahwa Israel bertindak dengan "impunitas total".
2. Buat tidak aman untuk padamkan segala bentuk perlawanan
Sementara, analis senior Palestina di International Crisis Group, Tahani Mustafa mengatakan tindakan yang membuat warga Palestina merasa tidak aman di setiap fasilitas di Jalur Gaza.
Baca juga: Ratusan Pengungsi dan Pasien Masih Terjebak di Rumah Sakit Indonesia yang Dikepung Tank Israel
Niatnya adalah untuk memadamkan segala bentuk perlawanan.
"Ini adalah bagian dari pola pelecehan yang sudah berlangsung lama terhadap staf dan layanan medis, di mana Israel menunjukkan kepada warga Palestina bahwa tidak ada seorang pun dan tidak ada ruang yang aman," kata Mustafa kepada Al Jazeera.
"Ini adalah upaya sistematis untuk mengintimidasi penduduk lokal dan melemahkan keinginan mereka untuk melawan,"; tambahnya.
Sepanjang perang, Israel telah menargetkan sejumlah ambulans dan fasilitas medis di Tepi Barat dan Gaza.
IDF mengklaim bahwa pejuang Palestina menggunakannya untuk bergerak dan berlindung, tanpa memberikan bukti atas klaim tersebut, kata analis tersebut.
3. Lampu hijau dari Amerika
Wakil Presiden Eksekutif di Quincy Institute for Responsible Statecraft yang berkantor pusat di Washington, Trita Parsi menambahkan komentarnya.
Baca juga: Pertempuran Sengit Pecah di Gaza Pasca Evakuasi 31 Bayi Prematur dari Rumah Sakit Al-Shifa
Menurutnya, Israel menyerang bangunan-bangunan sipil karena mereka mendapat 'lampu hijau'.