Terungkap, AS Lah yang Berikan Koordinat Lokasi Saat Israel Bombardir Rumah Sakit di Gaza
TRIBUNNEWS.COM - Sebuah laporan baru-baru ini mengungkapkan kalau Amerika Serikat (AS) ternyata juga ikut berperan dalam bombardemen tentara Israel terhadap fasilitas-fasilitas kesehatan di Gaza, Palestina.
Laporan Politico mengungkapkan, AS lah yang memberi Israel koordinat lokasi kelompok kemanusiaan, fasilitas medis, dan rumah sakit-rumah sakit di Gaza.
Laporan itu menyebut, tujuan AS memberikan koordinat lokasi itu justru agar Israel tidak melancarkan serangan terhadap mereka yang berada di lokasi koordinat.
Baca juga: Israel Setuju Gencatan Senjata, Hamas Gerak Cepat Temui Pimpinan Hizbullah Galang Kekuatan Baru
Meski begitu, nyatanya, Pasukan Israel malah terus menargetkan rumah sakit sebagai sasaran utama gempuran militer.
Israel, seperti sequence yang sudah terjadi dalam beberapa pekan belakangan, lazimnya menggunakan narasi permintaan maaf yang sering muncul yaitu “kerusakan tambahan” sebagai dampak dari 'serangan presisi' mereka di area target.
Laporan tersebut mengutip tiga sumber anonim yang mengetahui masalah ini, menyebut informasi yang diberikan kepada Israel termasuk koordinat GPS berbagai fasilitas medis dan rincian pergerakan kelompok bantuan di Gaza.
"Komunikasi dari situs-situs tersebut telah berlangsung selama sebulan terakhir," tulis laporan Politico.
Politico melaporkan, sebagai contoh, Amerika Serikat memberikan koordinat Rumah Sakit Al-Shifa dengan label sebagai fasilitas medis.
Namun, data koordinat ini digunakan pasukan Israel untuk mengepung, mengebom (sekitar), dan mengamuk di rumah sakit tersebut dengan dalih kalau fasilitas medis ini berfungsi sebagai Markas Besar Hamas.
Dukungan AS Mengendur ke Kabinet Perang Israel
Laporan Politico juga menambahkan kalau perpecahan antara pemerintahan Biden dan kabinet Perang Israel “sangat mencolok”.
Hal itu terjadi lantaran AS sejauh ini berjuang untuk mempertahankan reputasi komitmennya terhadap hukum internasional dengan melindungi pekerja kemanusiaan, sementara “Israel” terus membunuh warga Palestina tanpa pandang bulu di Gaza.
Mantan diplomat AS Robert Ford, yang banyak bertugas di Timur Tengah, terutama di bawah pemerintahan Obama, mengomentari situasi ini, dan menyatakan kalau upaya di balik layar yang dilakukan pemerintahan Biden potensial tidak membuahkan hasil yang diharapkan.
“Ketika Israel merasa bahwa mereka berada dalam situasi ancaman yang nyata, jumlah dukungan Amerika akan turun,” katanya.
Pekan lalu, Organisasi Kesehatan Dunia menggambarkan Rumah Sakit al-Shifa, yang berfungsi sebagai rumah sakit utama di Gaza, sebagai “zona kematian”.
Assessment WHO ini kemudian mendorong rencana evakuasi terhadap semua pasien rumah sakit tersebut.
Seruan ini terjadi saat tentara Israel mengumumkan rencana perluasan operasi militer mereka yang kini membidik Gaza Selatan.
Assessment tersebut dilakukan setelah kunjungan WHO dan pejabat PBB lainnya ke rumah sakit tersebut, yang telah digerebek oleh pasukan Israel pada awal pekan ini.
Sementara itu, Bulan Sabit Merah Palestina mengungkapkan kalau tentara Israel menjadikan seluruh fasilitas kesehatan di Gaza sebagai sasaran yang harus diserang.
Organisasi itu menambahkan kalau hampir semua fasilitas medis yang masih ada tidak dapat lagi memenuhi kebutuhan kesehatan warga Jalur Gaza.
(oln/pltc/almydn/*)