Pemimpin Zionis saat itu setuju untuk mendapatkan 55 persen wilayah Palestina kepada negara Yahudi adalah kemenangan yang tidak diharapkan, meski populasi Yahudi hanya berjumlah sepertiga dari total populasi.
Pihak Arab menentang ini dan mengecam perampasan hak penduduk mayoritas pribumi demi kepentingan imigran Yahudi yang baru menetap dan prihatin dengan keturunannya yang akan terus hidup di negara Yahudi di masa depan, seperti dijelaskan Le Monde.
Hamas Palestina vs Israel
Baca juga: Jelang Gencatan Senjata, Israel Luncurkan Serangan ke Sekolah dan Rumah Sakit di Gaza
Israel membombardir Jalur Gaza sebagai tanggapan terhadap Hamas Palestina yang memulai Operasi Banjir Al-Aqsa dengan menerobos perbatasan Israel dan Jalur Gaza pada Sabtu (7/10/2023) pagi.
Hamas mengatakan, serangan itu adalah tanggapan atas kekerasan yang dilakukan Israel terhadap Palestina selama ini, terutama kekerasan di kompleks Masjid Al Aqsa, seperti diberitakan Al Arabiya.
Kelompok tersebut, juga meluncurkan ratusan roket, yang menewaskan lebih dari 1.200 orang di wilayah Israel.
Pemboman Israel di Jalur Gaza menewaskan lebih dari 14.758 warga Palestina sejak Sabtu (7/10/2023) hingga perhitungan korban pada Jumat (24/11/2023), dikutip dari Al Jazeera.
Selain itu, kekerasan yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina juga terjadi di Tepi Barat, wilayah yang dipimpin Otoritas Pembebasan Palestina (PLO).
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel