Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mikael Dafit Adi Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM, BANGKOK – Sebuah kelompok Muslim Thailand mengklaim pihaknya telah melakukan pembicaraan dengan militan Palestina Hamas untuk membebaskan warga negara Thailand yang disandera.
“Kami adalah satu-satunya pihak yang berbicara dengan Hamas sejak awal perang untuk meminta pembebasan warga Thailand,” kata Lerpong Syed, Presiden Asosiasi Alumni Thailand-Iran dalam sebuah pernyataan, Senin (27/11/2023).
Lerpong adalah bagian dari kelompok Muslim Thailand yang dibentuk oleh ketua parlemen negara itu Wan Muhammad Noor Matha, yang melakukan perjalanan ke Teheran pada Oktober lalu dan berbicara langsung dengan perwakilan Hamas. Meskipun bukan perundingan resmi, perundingan paralel ini tidak dikutuk oleh pemerintah Thailand.
Baca juga: PCRS: 100 Truk Bantuan Berisi Makanan, Air, Susu Bayi dan Selimut Masuk Gaza Utara
“Jika Thailand hanya mengandalkan kementerian luar negeri atau meminta bantuan negara lain, kemungkinan dibebaskan dengan kelompok pertama akan sangat rendah,” kata Lerpong, seraya menambahkan bahwa negara-negara lain yang menyandera seperti Amerika Serikat, Jerman, dan Prancis juga memiliki pengaruh yang lebih besar
Kementerian Luar Negeri Thailand tidak dapat segera dihubungi untuk memberikan komentar mengenai klaim Lerpong. Namun secara terpisah Menteri Luar Negeri Thailand Parnpree Bahiddha-Nukara mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat atas pembebasan tersebut.
“Selamat kepada semuanya dan rasa terima kasih kami yang sebesar-besarnya atas semua upaya dalam menjamin pembebasan mereka. Kami terus menyerukan pembebasan warga Thailand lainnya yang masih disandera,” kata Parnpree dalam sebuah postingan di media sosial X (dulu bernama Twitter).
Hingga saat ini, sudah ada 17 warga negara Thailand yang dibebaskan saat gencatan senjata Israel-Hamas dimulai pada Jumat (24/11/2023).