Banyak pihak mengaitkan peningkatan pendapatan per kapita Israel setelah tahun 2006 dengan ekspor teknologi berkualitas tinggi dalam jumlah besar pada saat itu.
Comtrade PBB (gudang statistik perdagangan global) mendefinisikan ekspor teknologi tinggi sebagai "produk dengan intensitas penelitian dan pengembangan yang tinggi, seperti di bidang kedirgantaraan, komputer, obat-obatan, instrumen ilmiah, dan mesin listrik."
Menurut data UN Comtrade, ekspor teknologi tinggi Israel bernilai 3,12 miliar dolar AS pada tahun 2007, dan pada tahun-tahun berikutnya angka tersebut meningkat secara bertahap.
Pada tahun 2021, Tel Aviv mengekspor teknologi tinggi senilai 17 miliar dolar AS, yang merupakan sepertiga dari ekspor manufakturnya.
Ekspor lainnya berkaitan dengan pemotongan berlian, minyak sulingan, produk pertanian, bahan kimia, tekstil, dan pakaian jadi.
Data Otoritas Inovasi Israel menunjukkan bahwa negara ini menempati peringkat pertama di dunia dalam hal persentase PDB dari industri teknologi tinggi (15%) dan persentase tenaga kerja di bidang teknologi tinggi (10%).
Industri Pariwisata
Pariwisata di Israel tetap menjadi salah satu sumber pendapatan utama negara tersebut, dengan pendapatan diperkirakan mencapai total 3,48 juta dolar AS sebelum akhir tahun ini, menurut statistik resmi.
Angka tersebut diproyeksikan meningkat menjadi 4,45 juta dolar AS pada tahun 2027.
Menurut sumber-sumber Israel, sejauh ini negara tersebut telah menerima 2,5 juta wisatawan pada tahun 2023, sementara Israel mencatat masuknya wisatawan terbesar dengan 4,9 juta pengunjung pada tahun 2019.
Sementara itu, perusahaan pemeringkat S&P Global mengklaim kalau potensi penghentian pariwisata di Israel karena konflik bersenjata yang sedang terjadi di negara tersebut dengan kelompok militan Palestina, Hamas mungkin memiliki dampak “minimal” terhadap perekonomian negara Yahudi tersebut.
(oln/sptnk/*)