TRIBUNNEWS.COM - Korea Utara mengklaim berhasil mengambil foto situs militer sensitif di Amerika Serikat (AS), Korea Selatan, dan Roma di Italia, menggunakan satelit mata-mata barunya.
Korea Utara sebelumnya mengatakan satelit itu akan digunakan untuk memantau pasukan Amerika dan Korea Selatan.
Badan Media Sentral Korea (KCNA) yang dikelola pemerintah, memberitakan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, telah meninjau citra satelit fasilitas militer dan pemerintah AS di wilayah sasaran utama.
Wilayah yang dimaksud termasuk Pentagon dan Gedung Putih.
“Kamerad Kim Jong-un yang terhormat menyatakan kepuasannya atas keberhasilan kemajuan proyek persiapan operasional satelit pengintai 'Manrikyeong-1', yang akan memulai misi resminya,” lapor KCNA pada Selasa (28/11/2023).
Baca juga: Korea Utara Batalkan Perjanjian Militer dengan Korsel, akan Kerahkan Senjata Baru di Perbatasan
Satelit itu juga memotret Pangkalan Angkatan Udara AS Andersen di pulau Guam di Pasifik, dua instalasi angkatan laut, dan sebuah lapangan terbang di Virginia, serta wilayah ibu kota Italia, Roma.
KCNA melaporkan, empat kapal induk nuklir Angkatan Laut AS dan satu kapal induk Inggris tertangkap dalam gambar yang diambil di Virginia.
Duta Korea Utara di PBB Tak Terima Diprotes Negara Lain
Baca juga: Lagi, Korea Utara Rencanakan Upaya Peluncuran Satelit ‘Pengintai’
Duta Korea Utara untuk PBB, Kim Song, merasa tidak terima dengan kritikan negara-negara Barat, Jepang dan Korea Selatan yang mengatakan Korea Utara melanggar resolusi Dewan Keamanan karena meluncurkan satelit mata-mata.
Ia mengeluh, negara-negara lain tidak dibatasi terkait satelit seperti apa yang dialami Korea Utara.
“Tidak ada negara lain di dunia yang berada dalam lingkungan keamanan yang sama pentingnya dengan DPRK (nama resmi Korea Utara),” kata Kim Song di PBB pada Senin (27/11/2023), dikutip dari Al Jazeera.
“Salah satu pihak yang berperang, Amerika Serikat, mengancam kita dengan senjata nuklir,” katanya.
“Merupakan hak yang sah bagi DPRK sebagai pihak yang berperang untuk mengembangkan, menguji, memproduksi dan memiliki sistem senjata yang setara dengan yang dimiliki atau sedang dikembangkan oleh Amerika Serikat,” tambahnya.
Korea Selatan dan AS Ragukan Klaim Korea Utara
Baca juga: G7 Kecam Kiriman 1 Juta Peluru Artileri dari Korea Utara ke Rusia dalam Perang Melawan Ukraina
Sementara itu, pejabat Korea Selatan mengatakan mereka tidak dapat memverifikasi klaim tersebut, dan Korea Utara belum merilis foto-foto tersebut.
Seorang juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada Bloomberg, keberadaan citra satelit tersebut tidak dapat dikonfirmasi.
Namun ia mengutuk peluncuran pesawat mata-mata Korea Utara pekan lalu.
Pejabat itu mengatakan hal tersebut melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB terhadap rudal balistik Korea Utara.
Korea Utara Luncurkan Satelit Mata-mata
Baca juga: Mengapa Korea Utara Tutup Banyak Kedutaannya di Afrika?
Korea Utara mengumumkan peluncuran satelit tersebut minggu lalu.
Kim Jong Un menyatakan peluncuran tersebut menandai era baru kekuatan luar angkasa bagi negaranya dan pelaksanaan penuh hak untuk membela diri.
Pemerintah Korea Utara mengatakan pihaknya telah memeriksa foto-foto situs militer AS dan wilayah ibu kota Korea Selatan satu hari kemudian.
Peluncuran yang sukses dilaporkan terjadi setelah dua upaya gagal pada bulan Mei dan Agustus 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Korea Utara