Upaya rahasia tersebut melibatkan Presiden AS Joe Biden, yang mengadakan sejumlah percakapan mendesak dengan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Pembentukan tim itu dilakukan tanpa memberi tahu badan-badan AS terkait lainnya karena Qatar dan Israel menuntut kerahasiaan dan hanya sedikit orang yang mengetahuinya.
18 Oktober 2023
Joe Biden terbang ke Tel Aviv untuk menemui Netanyahu.
Para pejabat mengatakan kepada Reuters bahwa pembebasan tawanan adalah fokus utama diskusinya dengan Netanyahu dan kabinet perangnya, begitu pula bantuan kemanusiaan.
20 Oktober 2023
Mediasi antara Qatar dan Mesir menghasilkan pembebasan dua wanita lanjut usia Israel.
Yokheved Lifshitz dan Nurit Yitzhak, juga dikenal sebagai Nurit Cooper, dibebaskan atas dasar “kemanusiaan”, menurut Hamas.
Lifshitz yang berusia 85 tahun mengatakan pada konferensi pers pada hari Selasa bahwa dia terluka selama penculikan tetapi diperlakukan dengan baik selama penawanan.
Suami kedua wanita tersebut, tidak dibebaskan bersama mereka.
Baca juga: Wanita Israel Berjabat Tangan dengan Militan Hamas setelah Dibebaskan, Suaminya Masih Disandera
23 Oktober 2023
Lima hari kemudian, upaya tim Gedung Putih membantu pembebasan dua tawanan Amerika, yakni Natalie Raanan (17) dan ibunya, Judith (59).
Mereka dipindahkan ke Mesir melalui penyeberangan Rafah dengan bantuan Komite Palang Merah Internasional (ICRC).
Mereka bertemu dengan pasukan keamanan Israel di Mesir dan dipindahkan ke pangkalan militer di Israel untuk berkumpul kembali dengan keluarga mereka.
Kembalinya kedua orang Amerika tersebut membuktikan bahwa kebebasan bagi para tawanan dapat diperoleh.
Biden yakin bahwa Qatar dapat menengahi pembebasan lebih banyak orang lagi, kata para pejabat.
Selanjutnya, proses intensif mulai dilakukan untuk mengeluarkan lebih banyak tawanan.