News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Eyes Never Lie, Tatapan Penuh Cinta Maya Si Sandera Israel ke Tentara Hamas, Stockholm Syndrome?

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TATAPAN SANDERA - Tatapan Maya Regev (21), sandera Israel ke seorang anggota Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas, saat dibebaskan dalam pertukaran sandera melalui Palang Merah Internasional pada 25 November 2023. Tatapan Maya ini menjadi perbincangan di media sosial, bertolak belakangan dengan citra Hamas yang digembar-gemborkan media Barat sebagai kumpulan karakter yang bengis dan tidak manusiawi.

Hingga kini, masih belum diketahui secara pasti penyebab fenomena Stockholm Syndrome tersebut. Meski begitu, terdapat beberapa faktor yang diduga berperan penting dalam proses terbentuknya fenomena ini.

Adapun beberapa faktor yang diduga dapat menimbulkan Stockholm Syndrome adalah :

•Durasi penculikan, penyanderaan, dan kekerasan yang dilakukan sudah berlangsung dalam jangka waktu yang cukup lama.

•Korban dan pelaku merasakan tekanan situasi yang sama saat berada dalam satu ruangan.

•Pelaku berlaku baik kepada korban, seperti memberi makan dan tidak melukai korban.

Gejala Stockholm Syndrome

Sama dengan beberapa fenomena gangguan psikologis lainnya, penderita Stockholm Syndrome juga menunjukkan beberapa gejala, yang jika diperhatikan dengan seksama, dapat dengan jelas terlihat, yaitu :

•Muncul perasaan positif kepada pelaku kriminal, baik itu kasus penculikan, kekerasan,penyanderaan, dan tindak kejahatan lainnya,

•Merasakan kedekatan emosional dengan pelaku,

•Secara sadar dapat membantu pelaku, bahkan untuk melakukan tindak kejahatan,

•Mendukung setiap ucapan, tindakan, dan nilai-nilai yang dianut oleh pelaku,

•Enggan terlibat dalam usaha pembebasan atau penyelamatan diri,

•Muncul perasaan dan perilaku negatif terhadap pihak-pihak lain yang ingin membantu dan membebaskannya.

Selain gejala-gejala tersebut, korban Stockholm Syndrome juga diperkirakan bisa mengalami berbagai gejala gangguan mental yang mirip dengan PTSD (Post-traumatic Stress Disorder), seperti gelisah, selalu curiga, selalu mengenang trauma masa lalu, dan sering bermimpi buruk.

Cara Mengatasi Stockholm Syndrome

Cara paling ampuh untuk mengatasi Stockholm Syndrome adalah dengan melakukan terapi konseling pasca trauma dengan psikiater. Selain terapi, dukungan dari orang-orang terdekat seperti keluarga dan teman juga sangat dibutuhkan untuk mempercepat proses penyembuhan psikologis korban.

Selain itu, proses psikoterapi jangka panjang juga dinilai efektif untuk membantu menangani fenomena psikologis ini.

Melalui penanganan yang tepat dari para ahli, diharapkan dapat mengembalikan kesehatan mental para penderita Stockholm Syndrome dan membantu mereka untuk dapat beraktivitas dan melanjutkan hidupnya seperti sedia kala.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini