TRIBUNNEWS.COM - Sebuah perusahaan perangkat lunak asal Israel bernama Wix meluncurkan laman Hamas.com.
Laman itu adalah laman palsu yang ditujukan untuk menyebarkan propaganda anti-Hamas di tengah kecamuk perang antara Hamas dan Israel.
Adapun laman asli Hamas, yakni Hamas.ps, saat ini tidak bisa diakses.
Dilansir dari United Press International, domain Hamas.com sebenarnya telah didaftarkan pada bulan Desember 1999.
Domain itu dimiliki oleh para cybersquatter sejak tahun 2000. Cybersquatter adalah orang yang membeli atau menggunakan nama domain yang mirip dengan nama merek atau nama terkenal lainnya.
Data register domain itu diperbarui pada hari Minggu, (26/11/2023). Perubahan itu pertama kali diketahui oleh Haaretz, media asal Israel.
Ketika mengakses laman tersebut, pengunjung akan menemukan pesan "support the liberation of Palestine" atau "dukung kemerdekaan Palestina".
Laman tersebut juga berisi video yang diduga memperlihatkan militan Hamas menahan warga Israel.
Baca juga: Kisah Zeina Abdo, Remaja Palestina Jadi Tahanan Israel: Diancam Disetrum sampai Mati
Dikutip dari The New Arab, laman itu turut dibagikan oleh para pejabat Israel lewat akun media sosial masing-masing.
Juru bicara pemerintah Israel, Eylon Levy, turut membagikan laman itu di media sosial X.
"Akhirnya Hamas punya laman yang sesuai dengan abad ke-21: Hamas.com," tulis Levy.
Akan tetapi, para jurnalis investigasi dan pengguna media sosial telah menegaskan bahwa laman Hamas.com itu palsu dan tidak dimiliki oleh kelompok Hamas.
Lewat akun X miliknya, jurnalis BBC bernama Shaya Shazira menegaskan bahwa laman itu palsu.
"Karena laman 'Hamas.com' sedang dicuitkan oleh banyak akun resmi pejabat Israel, perlu diperhatikan abhwa itu laman palsu Hamas," katanya.