Kekejian-Kekejian yang Terjadi di Penjara Negev Israel: Kuburan Bagi Warga Palestina yang Hidup
TRIBUNNEWS.COM - Seorang tahanan Palestina dari Yerusalem, dibebaskan pada Kamis (30/11/2023), mengungkapkan pelanggaran mengerikan yang terjadi terhadap tahanan Palestina di penjara Gurun Negev di tangan sipir Israel.
Segala kekejian yang melanggar hak-hak asasi seorang manusia, terjadi di tempat 'terkutuk' itu.
Baca juga: Ahed Tamimi: Perempuan Palestina di Penjara Israel Tanpa Baju, Dipukuli dan Tak Diberi Minum
Dilansir JT, mengutip Jo24, Ramzi Al-Abbas, seorang aktivis media sosial yang dibebaskan Israel, menyatakan kalau saat dia bebas, dia meninggalkan para tahanan lain dalam “keadaan yang sangat menyedihkan.”
Hal itu dia ungkapkan kepada wartawan setibanya di rumahnya di Silwan, setelah 8 bulan penahanan oleh Tentara Israel.
Baca juga: Pengakuan Tentara Israel: Tembakan Neraka dari Berbagai Arah Gaza, Dari Serbu Jadi Penyelamatan
Ia menambahkan, “Ada sesi pemukulan di pagi, siang, dan malam hari (ke tahanan), pemukulan di seluruh tubuh dengan cara yang tidak terbayangkan, terutama di penjara Negev, kuburan bagi mereka yang masih hidup.”
Ia melanjutkan, kalau sejumlah besar dari 3.000 tahanan di penjara Negev, “mengalami patah kaki, lengan, atau kepala (luka dalam), berada dalam kondisi mental, fisik, dan moral yang menyedihkan.”
“Ada pelecehan seksual terhadap tahanan yang berupa pemerkosaan, penghinaan harga diri (selama) 24 jam, perobekan Al-Quran dan buang air kecil di atasnya,” imbuhnya.
Al-Abbas menyatakan, “Mereka tidak memberi kami makanan, satu kali makan sehari, hari-hari yang panjang ketika kami tidur tanpa mengenakan pakaian, mereka mengambil segala sesuatu dari kami, bahkan selimut, dan menyita jendela-jendela untuk membuat suasana menjadi lebih dingin, sehingga kami tidur sambil berpegangan satu sama lain."
“Air minum datang hanya satu jam, tidak ada sampo atau sabun, mereka melepas semua pakaian kami, saya sudah memakai blus (pakaian dalam) ini selama 60 hari, mereka merampas segalanya dari kami,” tambahnya lagi.
Ia menyampaikan pesan dari para tahanan yang mendesak para pengacara dan pihak berwenang untuk mengunjungi semua tahanan.
“Situasinya sangat buruk, ini adalah pesan dan kewajiban bagi lawyers untuk mengunjungi semua tahanan, pesan dan kepercayaan bagi pengacara untuk mengunjungi penjara,” kata dia.
Sejak pecahnya pertempuran Banjir Aqsa dan dimulainya agresi di Gaza pada 7 Oktober hingga Rabu, tercatat 3.325 penangkapan, menurut Komisi Urusan Tahanan Palestina dan Palestinian Prisoners Club (Klub Tahanan Palestina, organisasi yang mengorganisir para eks-tahanan di penjara Israel).
Jumlah narapidana di penjara sebelumnya diperkirakan sekitar 5.500 narapidana pria dan wanita.
(oln/JT/*)