TRIBUNNEW.COM - Israel sudah menembus jantung Khan Yunis di Gaza Selatan, Selasa (5/12/2023).
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) juga melakukan pengepungan wilayah tersebut karena diyakini sebagai lokasi keberadaan beberapa pejabat tinggi Hamas, termasuk Yahya Sinwar.
Kepala Staf IDF Letjen Herzi Halevi mengisyaratkan bahwa pasukannya "mendekati" persembunyian Yahya Sinwar, meski belum tahu batas waktu pasti untuk membunuh atau menangkapnya.
"Kami menyerang center of gravity Hamas, bahwa kami sering ditanya tentang kehancuran di Gaza, Hamas adalah alamatnya. Sinwar adalah alamatnya," kata Halevi dikutip Jerusalem Post.
Baca juga: Rachel Corrie, Pelopor Solidaritas Global untuk Palestina, Mati dengan Tubuh Remuk Dibuldoser Israel
Ia juga berkata, “siapa pun yang berpikir bahwa IDF tidak akan tahu bagaimana melanjutkan perang, adalah salah. Dan Hamas merasakan hal yang sama."
IDF mengklaim sejumlah besar pejabat senior Hamas telah terbunuh dalam beberapa hari terakhir, selain selusin komandan batalion Hamas yang terbunuh selama dua bulan perang berlangsung.
Siapa Yahya Sinwar
Dilansir Sky News, Yahya Sinwar dianggap sebagai dalang utama serangan 7 Oktober.
Ia adalah orang yang paling dicari Israel di Gaza.
Pria berusia 61 tahun itu membantu membangun sayap militer Hamas, Brigade Al-Qassam.
Yahya Sinwar dikenal sebagai "tukang jagal Khan Younis" karena pencapaiannya yang memburu mata-mata Israel dan orang-orang Palestina yang dicurigai bekerja sama.
Sinwar dihukum pada tahun 1989 atas pembunuhan dua tentara Israel dan empat warga Palestina. Ia dijatuhi hukuman seumur hidup.
Namun, Sinwar menjalani hukuman 22 tahun sebelum dibebaskan pada tahun 2011 sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran tahanan.
Dalam kesepakatan tersebut, seorang tentara Israel yang ditangkap, ditukar dengan lebih dari 1.000 warga Palestina.
Selama berada di penjara, Sinwar mengabdikan dirinya untuk mempelajari musuhnya.
Ia belajar bahasa Ibrani dan membaca karya-karya Zionis awal serta politisi Israel.
Lima belas tahun setelah menjalani hukumannya, Sinwar melakukan wawancara dalam bahasa Ibrani di TV Israel di mana dia menyerukan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.
Sekembalinya ke Gaza, Sinwar dengan cepat naik jabatan dalam kepemimpinan Hamas dan diangkat menjadi pemimpin pada tahun 2017.
Dia pernah selamat dari upaya pembunuhan setelah terpilih kembali pada tahun 2021.