Artinya, UEA dan Arab Saudi tidak wajib menangkap Putin jika pemimpin Rusia itu memasuki wilayah mereka.
Dilansir Times of Israel, Putin menjadi buronan ICC atas kejahatan perang.
ICC menuduh Putin bertanggung jawab secara pribadi atas penculikan anak-anak dari Ukraina.
Sejak surat perintah penangkapan itu dikeluarkan, Putin memilih untuk tidak menghadiri pertemuan puncak BRICS di Afrika Selatan.
Presiden Rusia mengunjungi Tiongkok pada bulan Oktober dan baru-baru ini melakukan beberapa perjalanan ke negara-negara bekas Soviet.
Baca juga: Pemerintah AS Kehabisan Uang untuk Bantu Ukraina?
Penindasan era Soviet
Dalam pernyataan terpisah, Putin menegaskan bahwa Rusia tidak boleh mengulangi penindasan massal di era Soviet.
Ia menekankan kekerasan itu tidak boleh terulang bahkan ketika Rusia berperang dengan Ukraina.
"Penting bagi kami agar hal seperti ini tidak terulang lagi dalam sejarah negara kami," kata Putin kepada dewan hak asasi manusianya, menurut kantor berita Rusia.
Hubungan Rusia dan negara-negara Barat memburuk
Lebih dari dua lusin duta besar Rusia dari berbagai negara Barat mengatakan hubungan Moskow dengan negara-negara tersebut sedang memburuk.
Putin menyesalkan kondisi ini dan berharap akan membaik.
Baca juga: Update Perang Rusia-Ukraina Hari Ke-650: Bantuan AS ke Ukraina Macet, Putin Berpotensi Menang
"Pada periode pascaperang (perang dunia kedua) dan hingga saat ini, negara-negara kita mampu membangun hubungan," ucap Putin.
"Namun keadaan saat ini, sudah diketahui dengan baik dan kita harus berharap bahwa situasi ini, demi kepentingan negara dan bangsa kita, akan berubah menjadi lebih baik," urai Putin kepada Dubes Rusia di Inggris.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani, Febri)