Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, GAZA – Tiga tank tempur tentara Israel yang sedang melakukan konvoi di Shujaiya Jalur Gaza dilaporkan hancur usai digempur RPG anti tank Yasin-105 milik Brigade Al-Qassam.
Dalam cuplikan video yang ramai beredar di sosial media, tampak tiga tank pasukan Pertahanan Israel meledak disertai dengan kobaran api yang membumbung tinggi usai pasukan Al Qassam diam-diam mendekati tank-tank Israel sambil menembakan RPG anti-tank Yasin-105.
Diketahui, sayap militer Hamas itu dengan sengaja melancarkan serangan ke tentara Israel yang mulai meningkat operasi perang dengan menyerbu lingkungan Shujaiya di Jalur Gaza yang merupakan salah satu titik lokasi batalyon Brigade Al-Qassam.
Baca juga: Israel Telanjangi Pengungsi Gaza Utara: Diarak ke Jalan Lalu Diangkut Truk dengan Tangan Terikat
Sementara itu merespon beredarnya video viral itu, Pasukan Pendudukan Israel mengakui bahwa tiga tentaranya telah tewas dalam konfrontasi dengan Perlawanan Palestina di Gaza, sebagaimana dikutip dari Almayadeen.
Tak hanya tank Israel yang hancur meledak, imbas serangan tersebut, kini hampir 70 persen pasukan Israel telah mengevakuasi diri dari Jalur Gaza utara, Israel bahkan memutuskan untuk mengurangi intensitas operasi militernya di Gaza Utara.
1.600 Tentara Cacat Fisik Permanen
Pasca PM Netanyahu melontarkan deklarasi perang terhadap Hamas, setidaknya sebanyak 406 tentara Israel dilaporkan tewas.
Adapun korban tewas tersebut sebagian besar didominasi oleh perwira yang masih berusia muda.
Sementara itu usai PM Israel Netanyahu meningkatkan intensitas perang dengan militan Hamas, 1.600 tentara lainnya dilaporkan mengalami cacat fisik permanen akibat serangan pejuang Palestina.
Sedangkan total tentara IDF yang mengalami gangguan mental saat ini mencapai 2.000 orang.
“Sejak serangan 7 Oktober lalu, sebanyak 2.000 tentara Israel telah menerima bantuan psikologis akibat gangguan kejiwaan yang memicu perasaan murung, cemas, merasa tidak tegang, dan perasaan kesulitan saat perang," kata Otoritas Penyiaran Israel.