“Pemilu ini dimaksudkan untuk melegitimasi keputusannya untuk menginvasi Ukraina,” kata peneliti senior di Carnegie Russia Eurasia Center, Andrei Kolesnikov.
“Dia ingin menunjukkan bahwa mayoritas warga Rusia mendukung perang," katanya.
Para analis dan mantan orang dalam Kremlin mengatakan pemilihan presiden juga dimaksudkan untuk memberikan sinyal kepada para elit bahwa Putin masih memegang kendali negara meskipun terjadi kegagalan pemberontakan musim panas yang dipimpin oleh pemimpin Wagner, Evgeniy Prigozhin, yang menimbulkan krisis terbesar pada rezim tersebut sejak Putin menjadi presiden.
“Bagi Putin, penting untuk menunjukkan kepada para elit bahwa ia mewakili rakyat, dan bahwa melawannya adalah sia-sia,” kata seorang konsultan politik dan mantan penulis pidato Putin, Abbas Galyamov.
Berbeda dengan yang lain, Navalny mendesak para warga Rusia untuk tidak memilih Putin pada Pemilu 2024.
“Bagi Putin, pemilu 2024 adalah referendum untuk menyetujui tindakannya, untuk menyetujui perang,” kata Navalny.
“Mari kita ganggu rencananya dan wujudkan sehingga pada tanggal 17 Maret tidak ada seorang pun yang tertarik dengan hasil kecurangan tersebut, namun seluruh Rusia dapat melihat dan memahaminya: keinginan mayoritas adalah Putin harus mundur," tambahnya.
(Tribunnews.com/Farrah Putri)
Artikel Lain Terkati Vladimir Putin