AS, Arab Saudi, dan UEA Bahas Rencana Aksi Militer Gempur Ansarallah Houthi Yaman
TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) dilaporkan tengah membahas kemungkinan aksi militer bersama sekutunya, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) terhadap Ansarallah (Houthi) Yaman.
Hal ini dilaporkan sebagai respons AS terhadap serangan gerakan perlawanan terhadap kapal-kapal terkait Israel di Laut Merah.
Baca juga: AS Kerahkan Tentara Bayaran Proksi UEA Bikin Ansarallah Yaman Sibuk dan Tak Fokus Serang Israel
Laporan Bloomberg, Sabtu (9/10/2023), mengutip sejumlah pihak yang mengetahui diskusi tersebut, perundingan masih berada pada tahap awal.
Disebutkan, baik AS maupun dua negara mitra regionalnya tersebut masih lebih memilih cara diplomasi daripada konfrontasi langsung.
"Namun diskusi tersebut menggarisbawahi betapa seriusnya AS dalam menanggapi ancaman (Houthi) tersebut," tambah sumber tersebut.
Perekonomian Israel sangat bergantung pada penerimaan barang melalui kapal, termasuk melalui Laut Merah di lepas pantai Yaman.
Baca juga: AS-Israel Rebutan Balas Serang Ansarallah, Washington Desak Tel Aviv Tak Respons Rudal Houthi Yaman
Ansarallah berusaha menargetkan kapal-kapal komersial yang terkait entitas Israel untuk mendukung milisi perlawanan Palestina di Gaza, yang telah memerangi Israel sejak 7 Oktober.
Ansarallah juga telah menembakkan rudal ke kota pelabuhan Israel, Eilat, yang coba ditembak jatuh oleh Arab Saudi dan Angkatan Laut AS.
Upaya kelompok tersebut untuk mendukung Palestina terjadi bersamaan dengan serangan kelompok perlawanan terhadap pasukan AS di Suriah timur laut serta Irak barat dan utara.
Agresi militer Israel telah membunuh sekitar 17.000 warga Palestina, mayoritas perempuan dan anak-anak, sejak serangan Hamas terhadap pangkalan militer dan pemukiman Israel pada tanggal 7 Oktober, yang menewaskan 1.200 warga Israel.
Mau Bentuk Satgas Angkatan Laut Gabungan
Wakil Penasihat Keamanan Nasional AS Jon Finer mengatakan pada Kamis kalau Gedung Putih “tidak mengesampingkan kemungkinan mengambil tindakan militer” terhadap Ansarallah.
"Namun fokus saat ini adalah membentuk koalisi maritim untuk mencegah serangan Ansarallah di Laut Merah, yang akan menyebabkan lebih banyak serangan yang dilakukan oleh Ansarallah," katanya.
Sebagai catatan lebih dari 12 persen perdagangan dunia dan sebagian besar pasokan energi Asia Barat ke Eropa berasal dari rute perjalanan ini.