TRIBUNNEWS.COM - Sepuluh tentara Israel tewas dalam 3 jam di distrik Shejaiya, bagian utara Kota Gaza, Rabu (13/12/2023). Dua di antaranya komandan pasukan, masing-masing berpangkat kolonel dan letnan kolonel.
Catatan tersebut dilaporkan Reuters, menjadi kekalahan terburuk Israel dalam pertempuran darat di Gaza sejak 15 Oktober silam.
Mereka tewas dalam serangan mengejutkan yang dilancarkan Hamas di antara reruntuhan dan puing bangunan.
Semua bermula saat empat tentara Israel melakukan pemeriksaan areal untuk memastikan situasi benar-benar aman.
Tiba-tiba dari dua arah berbeda mereka ditembaki dan dilempari bom rakitan.
Menyadari hal tersebut, beberapa komandan IDF, termasuk Letkol Tomer Grinberg, komandan Batalyon 13 Brigade Golani, langsung bertindak menyelamatkan keempat tentara tersebut.
Pasukan Tomer ngotot melakukan penyelamatan agar Hamas tidak menyeret empat tentara tersebut sebagai sandera atau menyita mayat mereka untuk negosiasi pertukaran tawanan.
Pasukan yang dipimpinnya mendekati lokasi dari tiga arah berbeda. Pengepungan dilakukan.
Namun, Hamas sepertinya memiliki video pengawas hingga mengetahui pergerakan tentara Israel dan dengan mudah melakukan serangan tak terduga.
Ada kemungkinan Hamas sengaja menyergap kelompok kecil tentara Israel untuk menyeret perhatian kelompok tentara Israel yang lebih besar dan menghabisi mereka.
Pertempuran sengit berlangsung sekira dua hingga tiga jam. Pasukan Israel dalam kelompok besar berhasil mengamankan empat tentara dalam kondisi tewas.
Namun, pertempuran itu juga harus dibayar mahal dengan terbunuhnya Kolonel Grinberg beserta lima tentara lainnya.
Total 10 tentara Israel tewas dan enam orang lainnya mengalami luka.
Sementara dari pihak Hamas berhasil melarikan diri meski Israel saat itu didukung senjata berat.